- Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:55 WIB
: Wakil Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Viva Yoga Mauladi memberikan sambutan dalam kunjungan kerja ke Desa Karang Indah (foto: MC Kalsel)
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Kamis, 21 Agustus 2025 | 11:51 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 164
Batola, Infopublik - Wakil Menteri Transmigrasi Republik Indonesia (Wamentrans), Viva Yoga Mauladi, melakukan kunjungan kerja ke Desa Karang Indah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Rabu (20/8/2025).
Kunjungan ini untuk menegaskan kembali peran transmigrasi sebagai program strategis nasional dalam menjaga keutuhan NKRI, mengentaskan kemiskinan, serta mendukung swasembada pangan.
“Transmigrasi adalah program untuk menyatukan keberagaman suku, adat, dan budaya. Perbedaan bukan untuk memecah, melainkan untuk mempererat persatuan bangsa. Dari sini lahirlah kekayaan budaya Indonesia,” ujar Wamentras dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut, Wamen menyerahkan bantuan senilai Rp4,8 miliar untuk pembangunan jalan usaha tani, jalan desa, serta renovasi sarana pendidikan di kawasan transmigrasi Cahaya Baru. Ia menekankan, bantuan ini merupakan wujud perhatian pemerintah pusat terhadap pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat transmigran.
Menurut Wamen, Presiden Prabowo Subianto memberikan tiga amanat penting terkait program transmigrasi. Pertama, menjaga integrasi nasional melalui perpindahan penduduk dan akulturasi budaya di daerah baru. Kedua, mengentaskan kemiskinan lewat reforma agraria, yakni pemberian lahan satu sampai dua hektare (ha) serta jaminan hidup bagi warga transmigran. Ketiga, menjadikan kawasan transmigrasi sebagai sentra produksi pangan untuk mendukung swasembada nasional.
“Mayoritas kawasan transmigrasi telah menjadi lumbung pangan nasional, termasuk di Cahaya Baru yang dikenal sebagai salah satu sentra beras,” jelasnya.
Wamen juga menyinggung transformasi kebijakan transmigrasi pasca-Undang-Undang (UU) Nomor 29 Tahun 2009, di mana kini program transmigrasi lebih menekankan kebutuhan daerah. Pemerintah daerah wajib menyiapkan lahan pencadangan, sementara pemerintah pusat berperan dalam pemberdayaan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi.
“Program transmigrasi tidak lagi sekadar memindahkan warga. Fokusnya pada pembangunan ekonomi, infrastruktur, dan industri di kawasan, agar memberikan manfaat bukan hanya bagi warga transmigran tetapi juga masyarakat lokal,” tegas Wamentrans.
Ia menambahkan, koordinasi lintas kementerian kini dilakukan agar pembangunan kawasan transmigrasi berjalan lebih efektif, efisien, dan tanpa tumpang tindih. Untuk sektor pertanian, Kementerian Transmigrasi telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam penyediaan benih, pupuk, dan alsintan guna meningkatkan produktivitas warga transmigran.
Wamentrans menyebut para petani transmigran sebagai “pahlawan pangan” yang patut mendapat perhatian.
“Warga transmigran adalah tulang punggung pembangunan pangan Indonesia. Dengan dukungan penuh, kita optimistis mereka dapat menjadi kontributor utama dalam mewujudkan swasembada nasional,” tutup Viva Yoga Mauladi. MC Kalsel/Fuz