- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:05 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 2K
Lumajang, InfoPublik – Kisah Isma Wahidatul Janah (35), warga Desa Bodang, Kecamatan Padang, menjadi bukti nyata bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) tidak hanya berfungsi sebagai bantuan sosial, melainkan juga mendorong kemandirian ekonomi keluarga penerima manfaat.
Lima tahun lalu, Isma menerima bantuan PKH sebagai keluarga yang membutuhkan dukungan. Bantuan tersebut ia manfaatkan sebagai modal awal untuk membangun usaha kopi bubuk, mulai dari membeli biji kopi hingga peralatan sederhana.
“Awalnya hanya ingin menambah penghasilan keluarga. Bantuan PKH itu modal awal untuk membeli peralatan dan bahan baku,” kata Isma saat ditemui di tempat usahanya di Kecamatan Padang, Selasa (26/8/2025).
Kini, usaha kopi bubuk miliknya berkembang pesat. Produksi yang dimulai dari skala rumah tangga telah mampu memenuhi permintaan lokal hingga antardesa, dengan aroma kopi khas Lumajang sebagai daya tarik utama.
Graduasi PKH menandai bahwa Isma telah mandiri secara ekonomi. Ia tidak lagi bergantung pada bantuan rutin, melainkan mampu mengelola usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma, menegaskan bahwa PKH memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Graduasi PKH bukan sekadar penghentian bantuan, tetapi pengakuan bahwa keluarga penerima manfaat mampu mandiri dan memberi inspirasi bagi penerima lainnya,” ujarnya.
Selain itu, Isma juga akan mendapatkan pelatihan kemasan dari pemerintah agar produknya memiliki nilai jual lebih tinggi. Langkah ini merupakan bagian dari persiapan graduasi PKH untuk menjamin keberlanjutan usaha.
Sementara itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyebut keberhasilan Isma sebagai bukti efektivitas PKH dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
“Graduasi PKH adalah tujuan utama. Keluarga penerima manfaat yang mandiri bukan lagi penerima bantuan, melainkan penggerak ekonomi lokal sekaligus inspirasi bagi keluarga lain,” tegasnya.
Perjalanan Isma tidak lepas dari tantangan, terutama memperluas pasar dan menjaga stabilitas keuangan. Namun dengan disiplin dan konsistensi, ia mampu mempertahankan kualitas produksi melalui proses yang teliti, mulai dari pemilihan biji kopi hingga penggilingan.
Dukungan keluarga juga menjadi kunci. Suami dan anaknya turut membantu proses produksi serta pemasaran, sehingga usaha berjalan lancar.
Kisah sukses ini mendorong pemerintah desa untuk lebih serius mengembangkan potensi UMKM, termasuk pelatihan manajemen usaha dan pemasaran digital.
Graduasi PKH di Lumajang menjadi simbol keberhasilan program, menunjukkan bahwa bantuan sosial dapat membentuk masyarakat yang mandiri, produktif, dan berdaya saing. Pemerintah berkomitmen melanjutkan dukungan, mulai dari pelatihan, bantuan kemasan, hingga promosi pemasaran, agar UMKM lokal mampu bersaing di tingkat nasional.
(MC Kab. Lumajang/Fb/An-m)