Fokus Riset di Bengkalis: Perkuat Petani Sawit Swadaya Lewat Model Kelembagaan Adaptif

: Guru besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UNRI), Prof. Dr. Zaili Rusli dan Prof. Dr. Seno Andri, memimpin riset penting di Kabupaten Bengkalis. - Foto: Mc.Bengkalis


Oleh MC KAB BENGKALIS, Jumat, 29 Agustus 2025 | 14:45 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 73


Bengkalis, InfoPublik – Riset yang bertemakan “Model Kelembagaan Adaptif untuk Penguatan Daya Saing dan Ketahanan Petani Swadaya Kelapa Sawit”, bertujuan untuk membantu para petani sawit swadaya agar lebih kuat dalam menghadapi tantangan pasar dan pembangunan berkelanjutan.

Dua orang guru besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UNRI), Prof. Dr. Zaili Rusli dan Prof. Dr. Seno Andri, memimpin riset penting di Kabupaten Bengkalis, Jumat (29/8/2025).

Dalam pelaksanaan riset ini, dua orang profesor juga menggandeng tim peneliti lainnya dari FISIP UNRI, yaitu Dr. Dadang Mashur, Dr. Zulkarnaini, Mimin Sundari Nasution dan peneliti muda Masrul Ikhsan.

Kegiatan awal riset dilakukan dengan observasi dan pengumpulan data primer serta sekunder, dimulai dari Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Bengkalis.

Selain itu, tim juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan petani, kepala desa, pengurus KUD, Kepala Bidang PHP Dinas Perkebunan, Kepala UPT Pembibitan dan Pengembangan Perkebunan Kecamatan Bantan dan penyuluh pertanian setempat.

Dalam wawancara langsung, Prof. Dr. Zaili Rusli, menegaskan pentingnya riset ini untuk menciptakan perubahan nyata bagi petani.

“Petani swadaya memiliki potensi besar dalam menyumbang produksi kelapa sawit nasional. Namun, mereka masih lemah dari sisi kelembagaan dan posisi tawar. Lewat riset ini, kami ingin membangun model kelembagaan yang adaptif, yang mampu memperkuat mereka dari dalam,” ujar Prof. Zaili.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kelembagaan yang adaptif bukan hanya soal struktur formal, tetapi juga mencakup nilai-nilai gotong royong, kepercayaan sosial, dan jejaring ekonomi antar petani.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Seno Andri, menambahkan tantangan petani swadaya saat ini bukan hanya pada aspek produksi, tetapi juga pada rantai distribusi dan akses ke pasar.

“Banyak petani kita masih tergantung pada tengkulak. Kita ingin hadirkan solusi kelembagaan yang bisa menjadi jembatan agar petani punya akses langsung ke pasar dan pembeli besar. Itu akan berdampak langsung pada kesejahteraan mereka,” jelas Prof. Seno.

Menurutnya, riset ini juga diharapkan bisa menjadi masukan strategis bagi pemerintah daerah, khususnya dalam perumusan kebijakan pembangunan sektor perkebunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Setelah melakukan Forum Group Discussion (FGD) di lapangan, para peneliti juga melanjutkan kegiatan ke Bappeda Kabupaten Bengkalis, guna menyinergikan hasil temuan awal dengan rencana pembangunan daerah. Dukungan dari Bappeda menjadi penting agar hasil riset bisa ditindaklanjuti dalam bentuk program nyata.

Langkah Konkret dari Akademisi untuk Petani

Riset ini menunjukkan langkah konkret dunia akademik untuk hadir langsung membantu menyelesaikan persoalan nyata masyarakat, khususnya petani kelapa sawit swadaya. 

Harapannya, model kelembagaan adaptif yang dihasilkan nanti bisa direplikasi di daerah lain di Riau, bahkan di Indonesia.

Dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat petani, Kabupaten Bengkalis diharapkan bisa menjadi contoh keberhasilan transformasi kelembagaan di sektor kelapa sawit rakyat.(Mc.Bengkalis/Eyv)

 
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:16 WIB
Gubernur Riau Terima Penghargaan Prestisius di Ajang Baznas Awards 2025
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 19:19 WIB
Dari Pelalawan, Program Jelajah Anak Riau Serukan Stop Perundungan
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:43 WIB
Gubernur Riau Dinobatkan sebagai The Best Governor in Green Environment
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:33 WIB
Polda Riau Gagalkan Peredaran 121 Kg Sabu, Selamatkan Jutaan Jiwa
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:31 WIB
Bunda PAUD Riau: Gadget Ibarat Pisau Bermata Dua bagi Anak
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:28 WIB
Pacu Jalur Kuansing 2025: 1,6 Juta Wisatawan Ramaikan Festival Budaya
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:24 WIB
Harga TBS Sawit Riau Turun, Kelompok Umur 9 Tahun Rp3.652,39 per Kg
-->