- Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:55 WIB
: Kepala PCO Hasan Nasbi saat meninjau program Cek Kesehatan Gratis di SMAN 6 Tangerang Selatan, Senin (4/8/2025). (Foto: Ismadi Amrin/InfoPublik)
Oleh Ismadi Amrin, Senin, 4 Agustus 2025 | 15:07 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 292
Tangerang Selatan, InfoPublik - Pemerintah saat ini terus mengakselerasi kebijakan yang mengatur terkait data tunggal, baik di bidang sosial maupun ekonomi. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah yang kick-offnya baru saja dilakukan menjadi sangat relevan dengan hal tersebut.
Program CKG Sekolah merupakan inisiatif dari Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada pencegahan dan deteksi dini penyakit di kalangan anak usia sekolah. Pemeriksaan yang dilakukan mencakup sembilan item, mulai dari fisik hingga kondisi mental dan imunisasi.
Kesembilan pemeriksaan itu meliputi, pemeriksaan fisik dan status gizi, pemeriksaan telinga, mata, dan gigi, skrining kebugaran jasmani, skrining kesehatan jiwa. Kemudian skrining kesehatan reproduksi, skrining penyakit tidak menular, skrining talasemia, skrining TBC dan terakhir pemeriksaan status imunisasi.
Melalui deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, program ini memperkuat pondasi utama yang diperlukan anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal di era digital.
Saat melakukan kick off Pogram CKG Sekolah di SMAN 6 Tangerang Selatan (Tangsel) pada Senin (4/8/2025), Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication office/PCO) Hasan Nasbi mengatakan bahwa Program CKG sekolah tidak hanya berfokus pada pemeriksaan fisik, tetapi juga akan menjadi fondasi bagi sistem rekam medis digital jangka panjang yang terintegrasi.
"Data hasil pemeriksaan kesehatan para siswa akan dikumpulkan dan diinput ke dalam sistem rekam medis nasional. Tadi, (Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes Prof Asnawi Abdullah-red) juga sampaikan saat kita meninjau, bahwa nanti kita punya rekam medis kita dari generasi ke generasi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun basis data kesehatan generasi ke generasi," ujar Hasan Nasbi.
Kepala PCO menjelaskan, sistem ini memungkinkan pelacakan riwayat kesehatan keluarga secara lebih komprehensif, sekaligus mempermudah upaya pencegahan dan penanganan penyakit sejak dini.
“Sehingga, kita punya data yang lebih komprehensif, lebih mudah penanganannya, lebih mudah untuk dilacak juga. Asal-usul penyakit juga lebih mudah dilacak. Ke depan, masyarakat tidak perlu melakukan pemeriksaan berulang kali saat berpindah fasilitas layanan kesehatan, karena data kesehatannya sudah terekam dalam sistem nasional," pungkas Hasan.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, mengatakan bahwa Program CKG Sekolah di wilayahnya menyasar 963 sekolah. Pihaknya menargetkan program CKG Sekolah tersebut akan selesai pada Desember 2025.
"Sasaran di Tangerang Selatan ini untuk jumlah sekolahnya ada 963 sekolah. Dari tingkat SD ada 466, SMP ada 286, SMA ada 211. Sasaran muridnya untuk SD ada 162 ribu lebih, jenjang SMP ada 70.829 siswa, dan SMA ada 68.760 siswa, yang akan kita jaring melalui program cek kesehatan gratis ini," ungkap Benyamin.
Nantinya, lanjut Benyamin, CKG Sekolah secara teknis dilaksanakan oleh puskesmas dengan mengerahkan petugas medis atau kesehatan ke setiap sekolah di Tangsel. "Jadi tiap sekolah pemeriksaannya selama tiga hari. Petugas kesehatan itu untuk melakukan pemeriksaan seperti mata, telinga, dan sebagainya. Pemeriksaan ini sama baik yang dilakukan di puskesmas atau di tiap sekolah, tidak ada perbedaan," jelas Benyamin.