- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:24 WIB
: Presiden Prabowo Subianto menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat ((15/8/2025). (Foto: Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden RI/TV Parlemen)
Oleh Tri Antoro, Jumat, 15 Agustus 2025 | 11:42 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 136
Jakarta, InfoPublik — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya menjaga persatuan nasional, mendukung demokrasi yang matang dalam menegakkan komitmen pemberantasan korupsi. Sebagai langkah fundamental untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.
Hal ini disampaikan dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
“Selamat pagi kepada seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, di manapun Saudara berada,” ujar Presiden membuka pidatonya.
Presiden Prabowo mengenang perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, serta pengakuan internasional yang diperoleh pada tahun 1949 setelah perjuangan fisik dan diplomasi. Ia menekankan bahwa setiap Presiden Indonesia telah berkontribusi memperkuat fondasi bangsa.
Ia memberikan apresiasi terhadap peran Presiden Soekarno dalam industrialisasi nasional hingga kontribusi Presiden Joko Widodo dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan penanganan pandemi COVID-19.
Prabowo menyoroti bahwa proses transisi kekuasaan dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahannya berjalan dengan damai, menunjukkan kedewasaan demokrasi Indonesia.
“Banyak pemimpin luar negeri bertanya, ‘Bagaimana Indonesia bisa melakukannya?’ Saya jawab, karena kita mengembangkan demokrasi khas Indonesia demokrasi yang mempersatukan, bukan memecah belah,” jelas Kepala Negara.
Presiden menekankan bahwa demokrasi Indonesia harus berdiri di atas nilai-nilai budaya lokal seperti kekeluargaan, musyawarah, dan saling menghormati, bukan saling menjatuhkan.
Dalam pidatonya, Presiden secara terbuka mengakui bahwa korupsi masih menjadi tantangan serius di berbagai sektor pemerintahan, termasuk di kementerian, BUMN, dan lembaga negara.
“Setelah 299 hari memimpin, saya semakin menyadari besarnya tantangan yang kita hadapi. Korupsi masih ada di mana-mana. Ini bukan hal yang bisa ditutupi. Pemerintahan saya akan bekerja keras untuk membersihkan praktik korupsi demi masa depan bangsa yang bersih dan berintegritas,” tegas Prabowo.
Ia menegaskan pentingnya transparansi, pengawasan kekuasaan, serta reformasi birokrasi sebagai fondasi untuk membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan tepercaya.