- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:16 WIB
: Eka Mustika, pemilik UMKM Mustika Food yang juga satu dari 22 anggota KUW Greenthink mengolah ikan tengkek menjadi produk olahan. ANTARA/HO-PHE ONWJ
Oleh Eko Budiono, Rabu, 19 Februari 2025 | 09:14 WIB - Redaktur: Untung S - 329
Jakarta, InfoPublik - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mendukung kemandirian ekonomi masyarakat pesisir, terutama pemberdayaan bagi para perempuan dan istri nelayan lewat inisiasi Kelompok UMKM Wanita (KUW) Greenthink.
Head of Communication, Relations and CID PHE ONWJ R. Ery Ridwan mengatakan, pihaknya membina KUW Greenthink sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL)
"Seluruh anggota KUW Greenthink merupakan istri-istri nelayan di Kecamatan Cilamaya Girang, Blanakan, Subang, Jawa Barat," kata Ery dalam keterangan resmi, Selasa (18/2/2025).
Ery menyatakan, bahwa KUW Greenthink melakukan langkah inovatif dengan mengolah ikan tengkek menjadi berbagai produk olahan.
"Kami sangat bangga melihat bagaimana inovasi dan kerja keras mereka telah sukses mengubah tantangan menjadi peluang. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi komunitas lain untuk melakukan hal serupa," ujar Ery.
Diketahui, ikan tengkek kurang diminati konsumen. Tengkek dihindari lantaran anatomi tubuhnya yang penuh duri.
Permintaan pasar terhadap ikan tengkek tidak sebesar jenis ikan lain seperti tenggiri, tongkol, kakap, dan bandeng sehingga membuat harga jual tengkek rendah.
"Dulu, ikan tengkek tidak ada harganya. Bahkan, dianggap limbah oleh nelayan. Kalau dapat tengkek di laut, dijual murah," kata Eka Mustika, pemilik UMKM Mustika Food yang juga satu dari 22 anggota KUW Greenthink.
Eka dan anggota-anggota KUW Greenthink pun menyulap ikan tengkek menjadi berbagai produk olahan seperti abon, dendeng, dan kerupuk.
Harga ikan tengkek naik seiring kebutuhan Eka terhadap bahan baku produknya. Dalam satu bulan, Eka memerlukan bahan baku ikan tengkek rata-rata 1,5-2 kuintal.