- Oleh Juli
- Kamis, 14 Agustus 2025 | 20:29 WIB
: Peringatan Hari Keluarga Nasional di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok Kemendukbangga)
Oleh Juli, Selasa, 24 Juni 2025 | 09:09 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 410
Rote Ndao, InfoPublik – Menyongsong Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN meluncurkan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Serentak dari ujung selatan Indonesia, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Senin (23/6/2025). Program ini menyasar keluarga di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) sebagai wujud nyata kehadiran negara bagi seluruh rakyat hingga ke batas negeri.
Pelaksanaan layanan KB serentak ini bukan hanya penanda peringatan nasional, tetapi juga menjadi panggung peluncuran Rencana Aksi Konsorsium Perguruan Tinggi di NTT, yang akan terlibat aktif dalam percepatan penurunan stunting dan penguatan pembangunan keluarga di kawasan 3T.
“Ini bukan sekadar kunjungan, tapi bagian dari niat besar kita menjangkau keluarga Indonesia sampai ke batas negeri,” ujar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, saat membuka acara di hadapan ratusan peserta pelayanan KB serentak.
KB Serentak, Satu Gerakan untuk Semua
Pelayanan KB yang digelar secara nasional pada 16–30 Juni 2025 ini menargetkan satu juta akseptor di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau. Layanan difokuskan pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang dinilai lebih efektif untuk pengaturan kehamilan dan peningkatan kualitas keluarga. "KB bukan soal membatasi, tapi mengatur. Kita ingin keluarga yang siap, sehat, dan mampu mendidik generasi unggul," ungkap Wihaji.
Perguruan Tinggi Turun Gunung untuk Cegah Stunting
Peringatan Harganas tahun ini juga menandai dimulainya kolaborasi aktif perguruan tinggi dalam konsorsium penurunan stunting. Kampus di NTT telah bergabung untuk mendampingi keluarga secara sistemik dan berkelanjutan.
"Negara tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada gotong royong. Kehadiran kampus, dunia usaha, media, dan komunitas sangat penting untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang tangguh,” tegas Wihaji, seraya menekankan pendekatan pentahelix sebagai kunci sinergi.
Wihaji juga menegaskan bahwa intervensi sejak dini adalah kunci mencegah stunting. Menurutnya, menjaga kesehatan ibu dan anak dalam seribu hari pertama kehidupan adalah fase paling krusial untuk menyelamatkan generasi masa depan.
"Lewat 1.000 hari pertama, peluang menyembuhkan stunting hanya sekitar 20 persen. Karena itu, kita harus hadir dari awal, dari calon pengantin, ibu hamil, menyusui, hingga balita," jelasnya.
Data menunjukkan prevalensi stunting nasional berada di angka 19,8 persen, tetapi di wilayah seperti Rote Ndao masih di atas rata-rata. Maka, pelayanan KB serentak ini menjadi pintu masuk untuk mengatur kelahiran, menyiapkan keluarga sehat, dan mencegah stunting sejak hulu.
Wihaji mengakhiri sambutannya dengan menyampaikan optimisme atas masa depan Rote Ndao. Baginya, wilayah ini bisa menjadi model pembangunan keluarga di daerah perbatasan, sekaligus simbol kuat kehadiran negara hingga pelosok. "Saya yakin, lima tahun ke depan Rotendao akan tumbuh menjadi daerah maju, baik secara ekonomi maupun kualitas SDM-nya. Dan semua itu dimulai dari keluarga,” harapnya
Hari Keluarga Nasional (Harganas) diperingati setiap 29 Juni sebagai momentum nasional untuk menguatkan peran keluarga dalam pembangunan. Tahun 2025, peringatan Harganas ke-32 menegaskan semangat kolaborasi lintas sektor dan komitmen menghadirkan negara untuk seluruh keluarga Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote.