- Oleh Juli
- Rabu, 23 Juli 2025 | 05:56 WIB
:
Jakarta, InfoPublik - Memperingati Hari Remaja Internasional 2025, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN bersama UNICEF Indonesia menggelar Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia (Mentari) di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Acara ini menjadi ajang edukasi, advokasi, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem kesehatan mental generasi muda.
Kegiatan ini menghadirkan diskusi interaktif, pelatihan keterampilan emosional, hingga kegiatan kreatif yang dirancang untuk membekali remaja menghadapi tantangan global.
Fokusnya adalah memperkuat peran keluarga, sekolah, dan komunitas dalam membentuk remaja tangguh, sehat mental, dan berdaya saing.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji menyoroti beragam tantangan yang dihadapi remaja Indonesia saat ini, mulai dari fenomena fatherless hingga paparan berlebihan dari game online dan media sosial.
Mengutip data UNICEF 2021, tercatat 20,9 persen anak di Indonesia mengalami fatherless atau tumbuh tanpa kehadiran figur ayah. Lebih dari 60 persen anak juga dinilai kurang mendapat perhatian memadai dari orang tua. Kondisi ini berpotensi memicu risiko gangguan mental seperti kecemasan, depresi, hingga perilaku menyimpang.
"Jika keluarga baik, Indonesia akan tambah baik. Membangun bangsa dimulai dari membangun keluarga. Remaja yang dibesarkan dalam lingkungan harmonis akan lebih mampu mengelola stres dan mengambil keputusan bijak,” tambahnya.
Pemerintah, melalui Forum Generasi Berencana (Genre) dan berbagai program kepemudaan, juga berkomitmen menyediakan ruang partisipasi luas bagi remaja. Tujuannya adalah membentuk Generasi Emas Indonesia 2045 yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara mental dan berkarakter.
UNICEF: Kesehatan Mental adalah Hak Fundamental
Pelaksana Harian Perwakilan UNICEF Indonesia, Jean Nsonjiba Lokenga menegaskan bahwa Gebyar Mentari bukan sekadar acara, melainkan gerakan yang merayakan ketahanan, keberagaman, dan kekuatan setiap anak Indonesia.
Dengan mengusung tema global Youth Skills for Peace and Development, Jean menekankan pentingnya keterampilan emosional seperti ketahanan, empati, dan kesadaran diri, yang setara pentingnya dengan keterampilan akademik maupun digital.
“Suara Anda penting, perasaan Anda valid, dan cerita Anda memiliki kekuatan,” pesan Jean kepada para remaja yang hadir.
UNICEF, lanjut dia, terus mendorong terciptanya ruang aman dan inklusif bagi remaja, baik di sekolah maupun komunitas. Program seperti Gerakan Sekolah Sehat dan layanan kesehatan mental di tingkat desa menjadi bukti nyata komitmen ini.