- Oleh Eko Budiono
- Sabtu, 23 Agustus 2025 | 12:20 WIB
: Kehadiran Uji Terap Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) jenjang pendidikan menengah di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) menjadi angin segar bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Program ini tidak hanya membuka akses pendidikan, tetapi juga memberi harapan baru bagi masa depan mereka (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Jumat, 8 Agustus 2025 | 18:50 WIB - Redaktur: Untung S - 296
Jakarta, InfoPublik – Kehadiran Uji Terap Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) jenjang pendidikan menengah di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) menjadi angin segar bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Program ini tidak hanya membuka akses pendidikan, tetapi juga memberi harapan baru bagi masa depan mereka.
Salah satunya dirasakan Abni bin Tamba, PMI asal Bulukumba yang bekerja di ladang sawit Felda Lahad Datu, Sabah. Selama ini, ia kerap merasa bersalah karena putrinya, Kasmiati, hanya bisa menamatkan pendidikan di tingkat SMP di Community Learning Center (CLC) dekat rumahnya. “Saya ingin anak saya bisa melanjutkan sekolah agar tidak bernasib seperti saya, tapi biaya menjadi kendala,” ujar Abni, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Jumat (8/8/2025).
Dengan adanya PJJ di SIKK, Kasmiati kini terdaftar sebagai siswi SMA Terbuka tanpa harus meninggalkan rumah dan membantu ayahnya di kebun. “Saya juga harus merawat adik-adik karena ibu sudah tidak bersama kami sejak saya kecil,” tuturnya.
Kasmiati mengaku sebelumnya tak pernah membayangkan bisa kembali bersekolah, apalagi jarak rumahnya ke SIKK mencapai sembilan jam perjalanan. “Sekarang saya berharap bisa melanjutkan sampai perguruan tinggi,” ujarnya.
Harapan serupa diungkapkan Enin, siswi PJJ asal Buton, Sulawesi Tenggara, yang tinggal di perkebunan sawit daerah Papar bagian Padawan, Sabah. Ia bercita-cita menjadi polisi wanita. “Kalau hanya lulusan SMP, sulit mendaftar Polisi. PJJ ini membuat saya bisa terus belajar,” katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, menegaskan bahwa program ini adalah wujud nyata kehadiran negara. “PJJ di SIKK adalah layanan pendidikan untuk seluruh anak bangsa, khususnya anak-anak PMI di Malaysia yang belum terlayani pendidikannya,” ujarnya.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang sejak dua dekade lalu memperjuangkan akses pendidikan bagi anak PMI di Sabah dan Sarawak, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, sejak 2009 anak-anak PMI tidak lagi dapat bersekolah di sekolah negeri Malaysia sehingga hanya mengandalkan CLC dengan layanan terbatas. “PJJ ini adalah inovasi yang harus didukung semua pihak,” tegasnya.
Uji terap PJJ jenjang menengah di SIKK diluncurkan pada Kamis (7/8) oleh Kemendikdasmen. Program ini diharapkan menjadi model untuk menjangkau wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan menekan angka anak tidak sekolah, khususnya di tingkat menengah.