- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 20 Februari 2025 | 16:35 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 235
Padang, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) Padang terus mengembangkan program Sawah Berpokok Murah sebagai inovasi pertanian yang berpotensi meningkatkan produktivitas hasil panen.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, mengungkapkan bahwa saat ini produktivitas lahan sawah di Kota Padang mencapai 5,2 ton per hektare. Dengan diterapkannya program Sawah Berpokok Murah, angka tersebut diyakini dapat meningkat secara signifikan.
"Sawah Berpokok Murah ini tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan hasil panen. Saat ini, semakin banyak kelompok tani yang tertarik untuk menerapkannya," ujar Yoice Yuliani di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Rabu (19/2/2025).
Pada tahun sebelumnya, program ini telah diterapkan melalui demplot (demonstration plot) di tiga kecamatan yaitu Kuranji, Pauh, dan Koto Tangah dengan total empat demplot. Melihat hasil positif dari uji coba tersebut, Pemkot Padang berencana memperluas implementasi program ke kecamatan lain, termasuk Bungus pada tahun 2025.
Dinas Pertanian Kota Padang juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada petani agar lebih memahami manfaat serta teknik penerapan Sawah Berpokok Murah.
Sawah Berpokok Murah merupakan sistem pertanian lebih efisien dan ramah lingkungan yang berbeda dari metode konvensional. Teknik yang digunakan antara lain:
Dengan metode ini, usia tanam hingga panen mencapai 110 hari, dan setelah panen, lahan tidak perlu dibajak ulang. Petani bisa langsung menanam kembali tanpa menggunakan kerbau atau mesin traktor.
"Metode ini sangat efisien karena petani tidak perlu melakukan pengolahan tanah ulang setelah panen. Ini menghemat tenaga dan biaya produksi," tambah Yoice.
Meskipun program ini menunjukkan hasil yang menjanjikan, Pemkot Padang belum mengalokasikan anggaran dari APBD untuk mendukung Sawah Berpokok Murah. Hingga saat ini, pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh kelompok tani masing-masing.
Meski begitu, Dinas Pertanian tetap berupaya mendorong petani untuk mencoba metode ini, terutama karena dampaknya yang positif terhadap efisiensi pertanian dan ketahanan pangan.
"Kami mengajak petani yang tertarik untuk berkonsultasi dengan penyuluh pertanian agar bisa menerapkan metode ini dengan benar," pungkas Yoice.
(MC Padang/Wal)