Sekolah Air Hujan Banyu Bening, Inovasi Air Hujan untuk Kesehatan

: Sekolah Air Hujan Banyu Bening menerima kunjungan dari kelompok ibu-ibu Muslimat Kebun Pemulihan Gresik, pada Selasa (27/5/2025)/ MC Sleman.


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 28 Mei 2025 | 17:14 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 317


Sleman, InfoPublik- Sekolah Air Hujan Banyu Bening menerima kunjungan dari kelompok ibu-ibu Muslimat Kebun Pemulihan Gresik, pada Selasa (27/5/2025).

Pendiri sekolah, Sri Wahyuningsih, mengajak para peserta untuk mengubah pola pikir tentang air hujan dan memanfaatkan sumber daya alam ini secara maksimal.

Menurut Wahyuningsih, program pemanfaatan air hujan sebagai tetes mata sempat menghadapi skeptisisme. Namun, setelah melalui uji laboratorium independen, hasilnya menunjukkan tingkat kejernihan dan sterilitas yang setara, bahkan lebih baik dari air suling komersial.

“Tetes mata air hujan buatan Banyu Bening tidak dijual bebas, melainkan dibagikan sebagai bagian dari program edukasi di sekolah dan masyarakat sekitar,” kata dia.

Sekolah ini juga bekerja sama dengan mahasiswa dan akademisi Universitas Gadjah Mada untuk meningkatkan standar keamanan dan efektivitasnya. Tujuan utamanya bukan sekadar menciptakan produk, tetapi membangun kemandirian air serta meningkatkan literasi air bersih di masyarakat.

Sebagai bagian dari kampanye edukatif, peserta diajak mempraktikkan penggunaan air hujan sebagai tetes mata dan mengikuti tur untuk mengamati sistem penampungan air hujan yang diterapkan di sekolah.

“Di saat dunia sibuk mencari solusi mahal untuk krisis air dan kesehatan, Sekolah Air Hujan Banyu Bening di Sleman membuktikan bahwa solusi bisa turun bersama hujan, asal ada niat, ilmu, dan cinta pada alam,” tandas Wahyuningsih.

Sekolah Air Hujan Banyu Bening di Sleman, Yogyakarta, menjadi pelopor pengolahan air hujan untuk berbagai keperluan, termasuk pemanfaatannya sebagai tetes mata.

Dengan pendekatan ilmiah dan kearifan lokal, sekolah ini mengembangkan sistem pengumpulan dan filtrasi air hujan yang aman digunakan.

Banyu Bening, yang berarti air jernih menerapkan metode penyaringan bertingkat menggunakan talang anti-karat, arang aktif, pasir silika, dan keramik sebelum disterilisasi dengan sinar ultraviolet.

Proses ini menghasilkan air ultra murni yang layak untuk penggunaan sensitif, termasuk untuk kesehatan mata.

(Adnan Nurtjahjo|KIM Pararta Guna Gamping)

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:32 WIB
Penguatan Relawan Kebajikan Pancasila di Tidore Teguhkan Komitmen Kebangsaan
  • Oleh MC KAB NAGAN RAYA
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:16 WIB
Adat sebagai Fondasi Sosial, Wabup Nagan Raya Dorong Pelestarian Tradisi Aceh
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Minggu, 24 Agustus 2025 | 16:51 WIB
Musyawarah Adat Akhiri Proses Pencalonan Kepala Ohoi Madwat
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 23 Agustus 2025 | 13:18 WIB
Pakaian Adat hingga Gerakan Kreatif, Baris Unik Jadi Simbol Nasionalisme
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 23 Agustus 2025 | 13:11 WIB
Wajah Baru Alun-Alun Lumajang Hadirkan Ruang Publik Ramah dan Nyaman
  • Oleh MC KAB KAYONG UTARA
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 15:31 WIB
Mandi Safar Adalah Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:03 WIB
Bupati Lumajang Tekankan Sekolah Melakukan Study Tour di Desa Wisata
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 09:57 WIB
Indramayu Siapkan Pilkades Hybrid Pertama
-->