- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Jumat, 30 Mei 2025 | 00:08 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 314
Padang, Infopublik — Pemerintah Kota Padang tak tinggal diam menghadapi persoalan banjir yang kerap melanda wilayah Koto Tangah, terutama di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam dan Aie Pacah. Rabu (28/5/2025), Wali Kota Padang Fadly Amran turun langsung meninjau pelaksanaan normalisasi Bandar II yang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) Provinsi Sumatera Barat.
Normalisasi ini bukan sekadar proyek fisik, tapi merupakan jawaban atas aspirasi masyarakat yang selama ini terdampak banjir. Fadly menyampaikan, langkah ini merupakan tindak lanjut dari kunjungannya sebelumnya pada 24 April 2025, saat ia mendengar langsung keluhan warga dan meninjau kondisi saluran yang rawan meluap saat hujan deras.
“Kami berkomitmen mengatasi banjir dengan menggerakkan seluruh potensi yang ada. Ini bukan janji di atas kertas, tapi kerja nyata berdasarkan kebutuhan masyarakat,” tegas Fadly.
Fadly juga mengapresiasi masyarakat setempat yang dengan sukarela menghibahkan lahan demi kelancaran proyek normalisasi tersebut. Langkah warga ini dinilainya sebagai wujud kolaborasi yang penting dalam pembangunan kota.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat Dadok Tunggul Hitam. Kolaborasi ini menjadi contoh bahwa persoalan daerah bisa diatasi jika pemerintah dan masyarakat berjalan bersama,” ujarnya.
Didampingi Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto, Wali Kota juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang mendukung penuh pengerjaan proyek melalui SDABK.
Kepala Dinas SDABK Provinsi Sumbar, Rifda Suriani, menjelaskan bahwa proyek normalisasi Bandar II memiliki panjang sekitar 920 meter dan lebar antara 3 hingga 4 meter. Pekerjaan ini ditargetkan rampung dalam waktu kurang dari satu minggu, untuk segera mengurangi potensi banjir di kawasan padat penduduk ini.
“Wilayah Aie Pacah dan sekitarnya memang merupakan zona genangan. Normalisasi ini menjadi langkah teknis untuk mempercepat aliran air dan mencegah luapan,” jelas Rifda.
Ketua RW 13 Dadok Tunggul Hitam, Sukirman, menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas langkah cepat pemerintah dalam menanggapi permintaan warga. Ia menyebut baru sekitar satu bulan lalu usulan disampaikan, dan kini pengerjaan sudah berjalan.
“Ini bukti nyata bahwa aspirasi warga didengar dan direspons dengan cepat. Kami sangat mengapresiasi Wali Kota dan jajaran Pemprov,” katanya.
Lebih dari proyek teknis, normalisasi Bandar II menunjukkan model penanganan masalah perkotaan berbasis kolaborasi: pemerintah, masyarakat, dan antarlembaga. Dalam konteks Padang, ini adalah bentuk nyata dari pemerintahan yang responsif terhadap isu lingkungan dan keselamatan warganya. (MC Padang/June/ Samsu Rizal / Rusdi PH / Agung H / Darma Surya)