- Oleh Wahyu Sudoyo
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 20:43 WIB
:
Oleh MC KAB GRESIK, Selasa, 3 Juni 2025 | 16:30 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 163
Gresik, InfoPublik – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gresik mencatat bahwa inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Mei 2025 hanya sebesar 0,60 persen, menjadikan Gresik sebagai daerah dengan inflasi terendah di antara kabupaten/kota dalam kelompok Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur. Capaian ini mencerminkan keberhasilan dalam pengendalian harga, meskipun sebagian sektor pengeluaran menunjukkan kenaikan.
Kepala BPS Gresik, Indriya Purwaningsih, menjelaskan bahwa kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah kesehatan, dengan lonjakan harga mencapai 7,97 persen, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,47 persen), serta pendidikan (2,48 persen).
“Sektor kesehatan menjadi pendorong utama inflasi, terutama karena kenaikan tarif rumah sakit, dokter umum, dan dokter spesialis,” ungkap Indriya dalam keterangan resminya, Senin (2/6/2025).
Menariknya, meskipun inflasi tahunan tetap tercatat, Gresik justru mengalami deflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,51 persen. Ini merupakan deflasi terdalam sepanjang 2025, yang disumbang terutama oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mencatat deflasi hingga 1,66 persen.
Komoditas penyumbang deflasi terbesar antara lain cabai rawit, bawang merah, ikan mujair, daging ayam ras, dan bawang putih. Menurut BPS, faktor cuaca kemarau basah turut membantu menjaga pasokan dan menekan harga pangan.
“Ini menunjukkan bahwa stabilitas harga bahan pangan mulai membaik, dan mekanisme pasar bekerja dengan relatif efisien,” jelas Indriya.
Jika dibandingkan dengan Mei 2024 yang mencatat inflasi y-on-y sebesar 2,84 persen, capaian tahun ini menandai penurunan signifikan. Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) hingga Mei 2025 berada di angka 0,46 persen, juga jauh lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.
Capaian inflasi rendah ini menjadi indikator penting bagi kebijakan pengendalian harga di daerah. Namun, BPS tetap mengingatkan agar masyarakat tidak lengah terhadap potensi fluktuasi di sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan.
“Kami berharap masyarakat tetap bijak dalam konsumsi dan aktif memantau perubahan harga sebagai bagian dari literasi ekonomi,” tutup Indriya.
Pemerintah daerah bersama BPS dan stakeholder terkait diharapkan terus memperkuat strategi pengendalian inflasi melalui sinkronisasi data harga, intervensi pasar bila diperlukan, dan kampanye konsumsi cerdas di tengah masyarakat. (azz/edited by Diskominfo Kab. Gresik)