- Oleh MC KAB GRESIK
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:19 WIB
:
Oleh MC KAB GRESIK, Selasa, 17 Juni 2025 | 10:16 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 265
Gresik, Infopublik — Pemerintah Kabupaten Gresik resmi memaparkan hasil evaluasi Program 100 Hari Kerja sebagai bagian dari implementasi visi-misi Nawakarsa, Senin (16/6/2025), di Ruang Putri Cempo, Kantor Bupati Gresik. Paparan tersebut disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Gresik, dr. Asluchul Alif, didampingi Sekretaris Daerah Achmad Washil Miftahurrahman, di hadapan para pejabat dan awak media.
dr. Alif menegaskan bahwa mayoritas program telah tercapai sesuai target, bahkan beberapa di antaranya melampaui ekspektasi, menunjukkan performa kerja awal yang menjanjikan dari jajaran Pemkab Gresik.
“Alhamdulillah, hampir seluruh program berhasil tercapai, bahkan beberapa melampaui target. Meski begitu, kami tetap terbuka pada perbaikan berkelanjutan, karena dinamika lapangan menuntut adaptasi cepat,” ujar dr. Alif.
Program 100 Hari Kerja mencakup sembilan area strategis dalam Nawakarsa. Dalam tayangan visual yang dipaparkan, beberapa capaian menonjol antara lain: Rehabilitasi ruang kelas SD: 120 persen dari target, Aktivasi admin perusahaan untuk sistem ketenagakerjaan digital: 285 persen dari target, dan Walk-in interview dan job fair oleh Disnaker untuk percepatan penyerapan tenaga kerja.
“Gresik tidak hanya mendorong pencari kerja, tetapi juga menciptakan ekosistem wirausaha — terutama di sektor pertanian dan peternakan,” tambah dr. Alif.
Dalam sesi tanya jawab, dr. Alif mengulas tiga isu strategis utama: banjir, air bersih, dan layanan kesehatan.
Penanggulangan banjir dilakukan dengan pendekatan sinergi antardinas. Meskipun Gresik sempat dilanda banjir besar, air berhasil surut dalam waktu 24 jam—indikator bahwa sistem drainase dan kolam retensi berfungsi lebih baik dari sebelumnya.
Sementara untuk air bersih, Pemkab tengah menjajaki kerja sama teknis dengan Pemprov Jatim menyusul menurunnya pasokan dari Umbulan. Alternatif sumber air dan investasi jaringan distribusi menjadi prioritas dalam waktu dekat.
Di sektor kesehatan, capaian signifikan terlihat dari: Peningkatan fasilitas enam puskesmas dengan ruang rawat inap dan tambahan 19 tempat tidur dan Penguatan RSUD Gresik Sehati melalui penambahan dokter spesialis dan tenaga kesehatan, termasuk untuk layanan di Bawean.
Satu dari program paling progresif adalah percepatan penurunan angka stunting. Upaya ini dilakukan dengan pendekatan holistik—dari pranikah, masa kehamilan, hingga pendampingan balita.
Program unggulan seperti Detak Keris (Deteksi Dini Calon Pengantin Risiko Stunting), SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat), serta GUS (Gresik Urus Stunting) mendapat sorotan positif dari berbagai pihak karena menyasar akar masalah.
“Intervensi kita bukan hanya pada anak yang sudah lahir, tapi juga pada pasangan calon orang tua. Pencegahan harus dimulai lebih awal,” tegas dr. Alif.
Menutup konferensi pers, Plt Bupati menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam keberhasilan ini—dari ASN, perangkat daerah, dunia usaha, hingga media.
“Keberhasilan ini bukan kerja satu atau dua orang, tapi hasil kolaborasi banyak pihak. Kritik dan saran dari masyarakat tetap kami butuhkan sebagai kompas arah kebijakan,” ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik siap melanjutkan lima tahun kepemimpinan yang lebih transformatif, responsif, dan berbasis data.
Program 100 Hari Kerja mencakup sembilan area strategis dalam Nawakarsa. Dalam tayangan visual yang dipaparkan, beberapa capaian menonjol antara lain: Rehabilitasi ruang kelas SD: 120 persen dari target, Aktivasi admin perusahaan untuk sistem ketenagakerjaan digital: 285 persen dari target, dan Walk-in interview dan job fair oleh Disnaker untuk percepatan penyerapan tenaga kerja.
“Gresik tidak hanya mendorong pencari kerja, tetapi juga menciptakan ekosistem wirausaha — terutama di sektor pertanian dan peternakan,” tambah dr. Alif.
dr. Alif mengulas tiga isu strategis utama: banjir, air bersih, dan layanan kesehatan. Penanggulangan banjir dilakukan dengan pendekatan sinergi antardinas. Meskipun Gresik sempat dilanda banjir besar, air berhasil surut dalam waktu 24 jam—indikator bahwa sistem drainase dan kolam retensi berfungsi lebih baik dari sebelumnya.
Sementara untuk air bersih, Pemkab tengah menjajaki kerja sama teknis dengan Pemprov Jatim menyusul menurunnya pasokan dari Umbulan. Alternatif sumber air dan investasi jaringan distribusi menjadi prioritas dalam waktu dekat.
Di sektor kesehatan, capaian signifikan terlihat dari: Peningkatan fasilitas enam puskesmas dengan ruang rawat inap dan tambahan 19 tempat tidur dan Penguatan RSUD Gresik Sehati melalui penambahan dokter spesialis dan tenaga kesehatan, termasuk untuk layanan di Bawean.
Satu dari program paling progresif adalah percepatan penurunan angka stunting. Upaya ini dilakukan dengan pendekatan holistik—dari pranikah, masa kehamilan, hingga pendampingan balita.
Program unggulan seperti Detak Keris (Deteksi Dini Calon Pengantin Risiko Stunting), SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat), serta GUS (Gresik Urus Stunting) mendapat sorotan positif dari berbagai pihak karena menyasar akar masalah.
“Intervensi kita bukan hanya pada anak yang sudah lahir, tapi juga pada pasangan calon orang tua. Pencegahan harus dimulai lebih awal,” tegas dr. Alif.
Menutup konferensi pers, Plt Bupati menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam keberhasilan ini—dari ASN, perangkat daerah, dunia usaha, hingga media.
“Keberhasilan ini bukan kerja satu atau dua orang, tapi hasil kolaborasi banyak pihak. Kritik dan saran dari masyarakat tetap kami butuhkan sebagai kompas arah kebijakan,” ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik siap melanjutkan lima tahun kepemimpinan yang lebih transformatif, responsif, dan berbasis data. (Rad/edited by Diskominfo Kab. Gresik)