- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Senin, 23 Juni 2025 | 14:43 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 181
Padang, InfoPublik — Ketahanan pangan bukan lagi wacana global semata, tapi sudah jadi kebutuhan mendesak di tingkat rumah tangga. Di tengah situasi ekonomi yang menantang, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Barat (Sumbar) tampil dengan solusi nyata lewat Gerakan Lumbung Hidup, yang dikupas dalam Seminar Literasi Ketahanan Pangan pada peringatan Milad Aisyiyah ke-108, Sabtu (21/6/2025).
Bertempat di Aula Kantor PW Aisyiyah Sumbar, kegiatan ini diikuti oleh para kader dan pengurus Aisyiyah dari berbagai daerah di Sumbar. Seminar mengusung tema: “Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah Memperkokoh Ketahanan Pangan, Ekonomi Keluarga Sehat, Wujudkan Desa Qaryah Thayyibah.”
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas peran historis dan relevan Aisyiyah dalam mengedepankan nilai-nilai Islam untuk menjawab persoalan riil masyarakat.
“Gerakan Lumbung Hidup ini bukan sekadar program simbolik. Ini gerakan riil yang memberi dampak langsung ke dapur masyarakat. Aisyiyah membuktikan bahwa ketahanan pangan bisa dibangun dari bawah, dari rumah ke rumah, dari desa ke desa,” kata Maigus.
Ia menambahkan, dalam menghadapi tantangan krisis pangan, inflasi, dan perubahan iklim, kolaborasi antara pemerintah dan organisasi masyarakat seperti Aisyiyah menjadi sangat penting.
Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Syur’aini, menjelaskan bahwa Gerakan Lumbung Hidup bukan hanya kampanye bercocok tanam, tetapi bagian dari strategi kemandirian ekonomi keluarga yang berakar dari nilai-nilai keislaman.
“Kami sudah menjalankan program ini di sejumlah titik, dari kebun komunitas, budidaya pangan lokal, hingga pelatihan ekonomi keluarga. Hasilnya mulai terlihat. Ini adalah cikal bakal Desa Qaryah Thayyibah yang ideal: religius, sehat, dan berdaya,” ungkapnya.
Syur’aini juga menyebut bahwa Milad ke-108 Aisyiyah menjadi momentum untuk memperkuat dakwah aksi di berbagai bidang—mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi perempuan.
Gerakan ini tidak hanya mengajarkan ketahanan pangan, tapi juga literasi keuangan keluarga, pengelolaan hasil tani, hingga ekspansi jaringan pemasaran produk lokal berbasis komunitas muslimah.
Dengan semangat kolaborasi, Aisyiyah Sumbar menegaskan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari dapur sendiri, dan dari langkah-langkah kecil yang konsisten dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, tangguh, dan berkeadaban. (MC Padang/June/Stephen PS / Fauzil / Hariz / Habib / Rusdi PH)