- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Senin, 7 Juli 2025 | 15:09 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 120
Padang, Infopublik – Di tengah tantangan serius terkait volume sampah yang kian meningkat, Pemerintah Kota Padang melangkah progresif dengan menggandeng Universitas Eka Sakti (UNES) untuk membangun sistem pengelolaan sampah terintegrasi berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Kolaborasi ini bukan hanya soal inovasi teknologi, tapi juga transformasi budaya dan tata kelola lingkungan di tingkat kota.
Dalam pertemuan strategis yang digelar di Kediaman Resmi Wali Kota Padang, Wali Kota Fadly Amran menyampaikan bahwa kota ini tengah berada dalam fase penting untuk meninggalkan pola lama dalam penanganan sampah dan beralih ke pendekatan yang lebih cerdas, efisien, dan menyentuh akar permasalahan.
“Saat ini Padang menghasilkan sekitar 750 ton sampah per hari. Kami menyadari bahwa solusi konvensional tidak cukup. Kita butuh sistem yang bukan hanya mengelola, tetapi juga mengedukasi, memantau, dan mengintegrasikan semua rantai pengelolaan sampah, dari rumah tangga sampai TPA,” ujar Fadly, Kamis (3/7/2025).
Selama ini, Pemko Padang telah menggulirkan beberapa program seperti Bank Sampah, budidaya maggot, dan pelibatan ASN sebagai nasabah Bank Sampah. Namun, tantangannya tetap besar. Distribusi yang belum optimal, minimnya pemilahan di sumber, dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi kendala utama.
“Smart waste management bukan hanya digitalisasi. Ini soal mengubah perilaku kolektif. Edukasi tetap jadi kunci. Itulah kenapa ke depan, kami akan genjot program lomba pemilahan sampah dari tingkat RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan. Ini bukan tentang kompetisi, tapi pembiasaan,” lanjut Fadly.
Langkah berikutnya adalah pengembangan infrastruktur: pembangunan TPS 3R, pengembangan RDF (Refuse-Derived Fuel), serta penambahan armada bentor sebagai solusi logistik lingkungan yang lebih efisien di kawasan permukiman padat.
Sistem berbasis IoT yang dikembangkan UNES memungkinkan pelacakan sampah secara real-time dari hulu ke hilir. Mulai dari rumah tangga, penjemputan oleh armada, distribusi ke bank sampah, hingga laporan digital terintegrasi yang bisa diakses oleh stakeholder.
“Semua aktivitas tercatat secara otomatis. Masyarakat bisa tahu berapa volume sampah yang mereka hasilkan, status penjemputan, dan bahkan insentif dari partisipasi di bank sampah,” jelas perwakilan LPPM UNES.
Lebih dari sekadar pelaporan, aplikasi ini juga menjadi platform edukasi digital. Masyarakat bisa belajar tentang cara memilah sampah yang benar, mengetahui jadwal pengambilan sampah, hingga mendapatkan rekomendasi berbasis data tentang cara mengurangi limbah rumah tangga.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya lebih luas Pemko Padang dalam mewujudkan Smart City yang bukan hanya berorientasi pada teknologi, tetapi juga berbasis partisipasi warga dan data aktual.
“Kami ingin menjadikan Padang bukan hanya bersih dari sampah, tapi juga menjadi kota yang cerdas, tangguh, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global,” pungkas Fadly.
Kolaborasi Padang dan UNES ini menjadi model sinergi strategis antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam menanggapi isu lingkungan dengan pendekatan yang tidak hanya reaktif, tapi transformatif. Jika berhasil, sistem ini bisa menjadi percontohan nasional bagi kota-kota lain dalam membangun ekosistem pengelolaan sampah yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan. (MC Padang/wal/Stephen PS / Fauzil / Hariz / Habib / Rusdi PH)