Universitas Andalas Dukung Penulisan Ulang Sejarah Nasional yang Inklusif dan Representatif

Padang, Infopublik – Universitas Andalas (UNAND) menjadi salah satu dari tiga perguruan tinggi yang dikunjungi secara khusus oleh Komisi X DPR RI dalam rangka mendukung proyek penulisan ulang Sejarah Nasional Indonesia yang tengah digagas oleh Kementerian Kebudayaan RI. Kunjungan ini bukan sekadar seremoni kelembagaan, melainkan momentum strategis untuk memastikan bahwa sejarah bangsa ditulis ulang secara ilmiah, inklusif, dan adil terhadap keragaman Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Rektor UNAND, Efa Yonnedi, menegaskan bahwa penulisan sejarah yang baru harus memberikan ruang yang proporsional bagi narasi dari luar pusat, termasuk perempuan, komunitas adat, dan kelompok marjinal yang selama ini kerap tak terwakili dalam narasi dominan.

“Kami tidak ingin sejarah hanya ditulis dari sudut pandang pemenang atau pusat kekuasaan. Proses ini harus partisipatif, bebas dari intervensi politik jangka pendek, dan mampu mencerminkan identitas kolektif bangsa yang sesungguhnya,” ujar Efa, Kamis (3/7/2025).

Sebagai bentuk komitmen akademik, UNAND terlibat aktif dalam proyek ini melalui lima dosennya yang bertugas sebagai penulis: Gusti Asnam, Zayardam, Nopriasman, Israr, dan Hari Effendi.

Ketua Tim Kunjungan Komisi X DPR RI, Kurniasih Mufidayati, mengungkapkan bahwa penulisan ulang Sejarah Nasional Indonesia ini merupakan bagian dari upaya rekonstruksi jati diri bangsa secara menyeluruh.“Kami ingin narasi sejarah kita tidak lagi kaku, bias kekuasaan, atau hanya berkutat pada elite. Penulisan ini akan mencakup pengalaman-pengalaman rakyat dari Sabang sampai Merauke, yang selama ini terpinggirkan,” jelas Kurniasih.

Penulisan Sejarah Nasional kali ini akan dituangkan dalam 11 jilid dengan pendekatan lintas disiplin dan periodisasi yang lebih luas: mulai dari Sejarah Awal Nusantara, Interaksi Global, hingga era Reformasi dan Masa Kini. Termasuk di dalamnya analisis atas masa penjajahan, perang kemerdekaan, Orde Baru, dan dinamika pasca-reformasi.

Sebanyak 113 penulis dan 20 editor dari berbagai latar belakang akademis dan wilayah Indonesia telah dilibatkan untuk memperkaya isi dan perspektif.

Kunjungan ini sekaligus menjadi pengakuan atas posisi UNAND sebagai simpul intelektual strategis di kawasan barat Indonesia, khususnya dalam bidang sejarah, kebudayaan, dan ilmu sosial. Komisi X DPR RI hadir untuk menyerap aspirasi lokal dan memastikan penulisan sejarah tidak terpusat di Jakarta atau Jawa saja.

“Kami ingin UNAND terus berkontribusi tidak hanya sebagai penghasil riset, tapi juga sebagai pengawal memori kolektif bangsa. Melalui sejarah, kita bisa merawat demokrasi budaya dan membangun narasi nasional yang menyatukan,” ungkap salah satu anggota Komisi X, Mercy Chriesty Barends.

Turut hadir dalam kunjungan ini beberapa tokoh nasional seperti Dewi Coryati, Muhammad Hilman Mufidi, dan Melly Goeslaw, yang turut berdiskusi dan mendengarkan langsung masukan dari para akademisi UNAND.

Melalui kolaborasi ini, UNAND tidak hanya menyumbangkan pengetahuan, tetapi juga mendefinisikan ulang sejarah sebagai alat untuk membangun masa depan bangsa. Di tengah upaya global melawan disinformasi dan dominasi narasi tunggal, penulisan sejarah inklusif menjadi fondasi penting bagi persatuan dalam keberagaman.

Proses ini diharapkan mampu menghasilkan narasi sejarah yang lebih manusiawi, multidimensional, dan membumi, agar generasi mendatang memiliki pemahaman jujur dan menyeluruh tentang siapa kita sebagai bangsa. (MC Padang/Marajo/Stephen PS / Fauzil / Hariz / Habib / Rusdi PH)