- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Senin, 14 Juli 2025 | 14:06 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 100
Padang, Infopublik — Upaya meningkatkan keterampilan tenaga kerja di sektor kehutanan kini memasuki babak baru di Kota Padang. Bertempat di Balai Pengembangan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Padang, Pelatihan Pemberdayaan SDM Sektor Kehutanan untuk Petani Agroforestry resmi digelar. Kegiatan ini menjadi wujud sinergi antara Kementerian Ketenagakerjaan RI dan Kementerian Kehutanan RI, serta mendapat apresiasi penuh dari Pemerintah Kota Padang.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, yang hadir langsung dalam pembukaan acara, menyambut positif pelatihan ini. Ia menyebut kegiatan ini bukan hanya tentang meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga merupakan strategi jangka panjang untuk membuka lapangan kerja produktif yang ramah lingkungan.
“Kami berterima kasih atas kolaborasi luar biasa antara Kemenaker dan Kemenhut. Pelatihan ini bukan hanya mendorong keterampilan, tapi juga peluang untuk mengurangi pengangguran melalui sektor kehutanan yang berkelanjutan,” ujar Maigus kepada wartawan.
Agroforestry, atau sistem pertanian terpadu yang menggabungkan pohon, tanaman, dan ternak dalam satu area, dinilai sebagai jawaban strategis terhadap tantangan ekologis dan ekonomi di daerah sekitar hutan. Dalam konteks Padang, program ini menjadi relevan mengingat tingginya potensi lahan hutan dan kebutuhan untuk memberdayakan masyarakat desa.
Maigus menegaskan bahwa pelatihan ini tidak akan berhenti sebagai kegiatan satu kali. Pemko Padang berkomitmen untuk menindaklanjuti pelatihan dengan penguatan kerja sama lintas sektor.
“Kita akan maksimalkan potensi pelatihan lanjutan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan menggandeng Dinas Kehutanan Provinsi. Harapannya, program ini akan melahirkan pelaku agroforestry tangguh dan mandiri,” tambahnya.
Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli, menegaskan bahwa pelatihan agroforestry merupakan bagian dari program nasional dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja berbasis lokalitas.
“Kita ingin masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan punya keterampilan praktis. Tidak hanya menjaga hutan, tapi juga bisa memperoleh penghasilan secara legal dan berkelanjutan,” jelas Yassierli.
Ia menambahkan, pelatihan seperti ini merupakan langkah konkret mewujudkan green economy, sekaligus membuka peluang usaha mikro dan menengah di sektor kehutanan.
Program pelatihan ini menargetkan para petani dan masyarakat desa yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Dengan menguasai teknik agroforestry, mereka diharapkan mampu menghasilkan produk-produk bernilai ekonomi tinggi seperti hasil hutan bukan kayu, madu hutan, tanaman obat, hingga hasil pertanian tumpang sari—tanpa merusak fungsi ekologis hutan.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini juga menjadi forum edukasi penting tentang konservasi hutan, ketahanan pangan, dan kemandirian ekonomi desa.
Di tengah tantangan global perubahan iklim dan kebutuhan akan tenaga kerja yang adaptif, pelatihan seperti ini menjadi pondasi bagi pembangunan tenaga kerja hijau (green workforce). Kota Padang dengan segala potensinya dinilai cocok menjadi model pengembangan ekonomi hijau berbasis masyarakat.
Program ini juga selaras dengan visi Pemerintah Kota Padang untuk mendorong Padang Juara sebagai kota inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. (MC Padang/June/Samsu Rizal / Rusdi PH / Agung H / Darma Surya)