Pemberian Makanan Tambahan Jadi Solusi Konkret Cegah Stunting di Gorontalo

: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa memberikan materi pada Workshop Evaluasi Kinerja Kader Pembangunan Manusia (KPM). (foto MD)


Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:02 WIB - Redaktur: Untung S - 166


Gorontalo, InfoPublik – Pemberian Makanan Tambahan (PMT) menjadi salah satu strategi kunci dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Gorontalo. Hal itu ditekankan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, dalam Workshop Evaluasi Kinerja Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang digelar di Hotel Grand Q, Kota Gorontalo, Jumat (25/07/2025).

Anang menjelaskan bahwa stunting sebagai kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis harus diatasi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). "PMT bukan sekadar program tambahan asupan, tapi intervensi gizi strategis yang menyasar akar masalah stunting," tegasnya dalam presentasi bertajuk "Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)".

Program PMT di Gorontalo dirancang secara spesifik untuk dua kelompok rentan. Untuk ibu hamil dengan Kurang Energi Kronik (KEK), PMT diberikan setiap hari selama 90 hari berturut-turut guna mendukung pertumbuhan janin dan mencegah anemia.

Sementara bagi balita dengan gizi kurang, PMT diberikan minimal 60-90 hari untuk meningkatkan berat badan, nafsu makan, dan daya tahan tubuh. "Kandungan gizi PMT diformulasikan khusus tinggi energi, protein, zat besi, dan zink karena ini komponen kunci penanganan stunting," papar Anang.

Keberhasilan program itu sangat bergantung pada peran aktif Kader Pembangunan Manusia (KPM) sebagai garda terdepan. Anang memaparkan lima peran strategis kader: pendataan sasaran PMT secara akurat, edukasi gizi kepada keluarga, pengawasan distribusi PMT, pemantauan perkembangan berat badan, serta menjadi penghubung antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan. 

"Ketepatan sasaran dan konsistensi pemberian PMT menjadi kunci efektivitas program. Di sinilah kader berperan sebagai ujung tombak," ujarnya.

Workshop itu menjadi wahana penting untuk meningkatkan kapasitas kader dalam implementasi program PMT. Dengan pendekatan berbasis komunitas, diharapkan intervensi gizi ini dapat menjangkau lebih banyak ibu hamil KEK dan balita kurang gizi di seluruh wilayah Gorontalo. 

"Stunting adalah masalah multidimensi yang butuh solusi terpadu. PMT yang dikawal kader adalah langkah nyata menuju Gorontalo bebas stunting," tandas Anang.

Kolaborasi antara Dinas Kesehatan, kader, dan masyarakat itu diharapkan mampu menekan angka stunting secara signifikan. Dengan intervensi tepat gizi melalui PMT dan pendampingan intensif kader, generasi muda Gorontalo diharapkan dapat tumbuh optimal tanpa hambatan gizi kronis. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
Pemprov Gorontalo Gandeng Alumni IMM Cetak SDM Unggul
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:13 WIB
Sekda Riau Kunci Perkuat Layanan Publik dan Tata Kelola Daerah
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:41 WIB
Perpusnas dan Pemprov Gorontalo Sinergi Kuatkan Peran Perpustakaan Sekolah
  • Oleh MC KAB BANGGAI KEPULAUAN
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 04:31 WIB
Ketua TP PKK Sulteng Dorong Kader Bangkep Jadi Garda Terdepan Tekan Stunting
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:42 WIB
Pemprov Gorontalo Ungkap Perkembangan Kasus Campak di Pohuwato
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:26 WIB
Wagub Gorontalo Tekankan Kebersamaan dan Persatuan pada HUT ke-91 Jemaat Imanuel
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 25 Agustus 2025 | 21:43 WIB
Gorontalo Hadapi Tantangan Pengembangan Pariwisata
-->