- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 6 Agustus 2025 | 23:33 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 546
Lumajang, InfoPublik – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, meninjau pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) bagi peserta program Kejar Paket C dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sakinah di SMP Negeri 4 Lumajang, Rabu (6/8/2025).
Langkah ini menegaskan peran strategis TP PKK dalam mendorong pemerataan pendidikan, khususnya bagi warga yang belum menyelesaikan pendidikan formal. Dewi Natalia hadir langsung memberikan motivasi kepada para peserta didik yang tengah mengikuti ANBK.
"Program Kejar Paket C adalah jembatan kedua bagi masyarakat yang terputus dari pendidikan formal. Saya mengapresiasi semangat para peserta yang kembali berjuang demi masa depan lebih baik," ujarnya.
ANBK merupakan instrumen evaluasi sistem pendidikan nasional yang kini mencakup jalur pendidikan non-formal. Pelibatan aktif PKBM diharapkan mampu menciptakan standar mutu pendidikan yang setara lintas jalur dan usia.
PKBM Sakinah sebagai penyelenggara pendidikan kesetaraan di Lumajang menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan mutu layanan belajar. Dukungan langsung TP PKK memberikan dampak positif, baik secara moral bagi peserta didik maupun secara operasional bagi lembaga.
"Kehadiran Ibu Ketua TP PKK bukan hanya memberikan semangat, tapi juga meneguhkan bahwa pendidikan non-formal adalah bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional," kata Kepala PKBM Sakinah.
Dalam kunjungan tersebut, TP PKK Lumajang menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, lembaga pendidikan non-formal, dan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia unggul secara inklusif dan berkelanjutan. Pendidikan kesetaraan dipandang sebagai bagian penting dari transformasi sosial menuju Indonesia Emas 2045.
Program Kejar Paket C tidak hanya menjawab kebutuhan pendidikan masyarakat marginal, tetapi juga meningkatkan daya saing melalui pengakuan setara terhadap pendidikan alternatif. Pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek telah mengintegrasikan ANBK ke jalur non-formal untuk menjamin mutu pembelajaran yang berkesinambungan.
Kehadiran Ketua TP PKK di tengah peserta ANBK menunjukkan bahwa penguatan kapasitas pendidikan memerlukan pendekatan holistik dari seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi perempuan.
Sebagai bagian dari gerakan nasional pemberdayaan keluarga, TP PKK Kabupaten Lumajang mengusung misi inklusi sosial melalui pendidikan, mendekatkan layanan, dan memanusiakan proses belajar. Dengan demikian, peserta program kesetaraan tidak lagi merasa terpinggirkan.
Upaya ini menjadi contoh praktik baik yang dapat direplikasi daerah lain untuk memperkuat sistem pendidikan alternatif yang setara dan bermartabat.
(MC Kab. Lumajang/Ferdian/An-m)