- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:53 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 19 Juni 2025 | 20:57 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 394
Padang, InfoPublik – Komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi lokal melalui koperasi kini memasuki babak baru di Sumatera Barat. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar, Endrizal, menyampaikan bahwa seluruh desa, kelurahan, dan nagari di Sumbar telah resmi membentuk Koperasi Merah Putih sesuai amanat Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2025.
“Alhamdulillah, sebanyak 1.265 Koperasi Merah Putih sudah terbentuk di seluruh Sumbar. Saat ini sedang dalam proses pengesahan badan hukum, dan ditargetkan rampung sepenuhnya pada Juni ini,” ujar Endrizal di kantornya, Rabu (18/6/2025).
Dari total tersebut, 1.035 koperasi berada di desa atau nagari, sedangkan 230 koperasi lainnya di wilayah kelurahan. Capaian ini menjadikan Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi yang paling siap menyambut operasionalisasi program Koperasi Merah Putih secara nasional.
Rencananya, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan secara resmi Koperasi Merah Putih ini pada 12 Juli 2025, sementara operasional penuh dijadwalkan mulai Oktober 2025.
Endrizal menjelaskan, meskipun saat ini koperasi belum beroperasi, pengurus sudah mulai mempersiapkan berbagai aspek penting, mulai dari unit usaha, strategi pemasaran, hingga sarana dan prasarana. Pemerintah juga terlibat aktif dalam memfasilitasi akses pasar bagi produk-produk koperasi, sesuai dengan potensi ekonomi lokal masing-masing wilayah.
“Contohnya di Kelurahan Balai Gadang, unit usahanya madu galo-galo. Di Matur, Agam, mereka fokus pada komoditas tebu. Sementara Kelurahan Gates memilih unit usaha BBM,” terang Endrizal.
Tak hanya berorientasi pada sektor riil, koperasi merah putih juga tetap menjalankan unit usaha simpan pinjam dan diproyeksikan menjadi saluran (channeling) penguatan bagi koperasi-koperasi yang sudah lebih dulu ada.
Pemerintah pusat juga mendukung pengembangan koperasi ini dengan memberikan pinjaman lunak senilai Rp3 miliar hingga Rp5 miliar per koperasi, sebagai penyertaan modal awal—bukan hibah, tapi untuk memperkuat kapasitas usaha dan keberlanjutan koperasi ke depan.
Endrizal menegaskan bahwa keberadaan Koperasi Merah Putih tidak dimaksudkan untuk bersaing, melainkan berkolaborasi dan memperkuat ekosistem koperasi yang telah ada. Dengan konsep inklusif ini, koperasi merah putih diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan ekonomi masyarakat dari tingkat paling bawah.
“Intinya, kehadiran Koperasi Merah Putih adalah untuk mengatasi persoalan ekonomi di akar rumput. Ini bukan sekadar proyek, tapi gerakan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (MC Padang/Wal/Samsu Rizal / Rusdi PH / Agung H / Darma Surya)