- Oleh MC KAB GRESIK
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:19 WIB
:
Oleh MC KAB GRESIK, Selasa, 5 Agustus 2025 | 19:36 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 173
Gresik, InfoPublik — Pemerintah Kabupaten Gresik resmi membuka Sekolah Rakyat Menengah Atas 37 Gresik (SRMA 37 Gresik) sebagai bentuk nyata keberpihakan terhadap keluarga prasejahtera dalam sektor pendidikan. Sekolah ini diresmikan langsung oleh Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, di Kecamatan Sidayu, Senin (4/8/2025), dan kini siap menjadi tempat belajar dan tinggal bagi 75 siswa yang menempati ruang kelas dan asrama baru.
Gedung SRMA 37 Gresik merupakan hasil revitalisasi dari eks UPT SMPN 30 Gresik, yang kini telah disulap menjadi pusat pembelajaran inklusif dengan fasilitas lengkap. Turut hadir dalam peresmian tersebut, Wakil Bupati Asluchul Alif, serta jajaran pejabat pemerintah daerah dan perwakilan Kementerian Sosial RI.
Bupati Gresik menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia atas kepercayaan yang diberikan kepada Gresik sebagai salah satu pelaksana program Sekolah Rakyat.
“Sekolah Rakyat adalah bentuk pemuliaan bagi masyarakat prasejahtera. Ini adalah ikhtiar kita untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui akses pendidikan yang bermartabat,” ujar Bupati Yani.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Agus Zainal Arifin, turut menyampaikan apresiasinya atas keseriusan Gresik dalam melaksanakan program tersebut.
“Ini bukan sekadar soal pendidikan, tapi keberpihakan sosial yang nyata. Gresik sudah selangkah lebih maju dalam menghadirkan pendidikan inklusif,” katanya.
Revitalisasi gedung dilakukan dalam waktu enam bulan, dengan pengawasan intensif dari Pemkab Gresik. Seluruh fasilitas telah disiapkan: ruang kelas, kamar asrama, MCK, dapur umum, hingga sarana pendukung belajar. Semua siswa juga akan mendapatkan bantuan dan dukungan penuh dari Kementerian Sosial.
Kepala Sekolah SRMA 37 Gresik, Rangga Pratama Wahyudiarta, mengatakan bahwa pada tahap awal, siswa akan menjalani program orientasi menyenangkan yang mengangkat tema seperti anti-bullying dan toleransi, guna membentuk karakter kuat dan adaptif.
“Para guru juga akan menjalani matrikulasi 2–3 bulan, agar pendekatan pembelajaran bisa disesuaikan dengan latar belakang dan kebutuhan siswa,” terangnya.
Sebelumnya, para guru SRMA 37 Gresik telah melakukan studi banding ke sekolah unggulan milik CT ARSA Foundation di Sukoharjo, sebagai bagian dari pembelajaran model dan strategi keberhasilan.
Di sisi lain, kebahagiaan tak hanya dirasakan oleh pemerintah, tapi juga oleh para orang tua siswa. Salah satunya adalah Titik (45), warga Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar.
“Anak saya sekarang bisa sekolah gratis dan tinggal di asrama. Saya tidak lagi khawatir soal ongkos sekolah atau transportasi. Ini sangat membantu,” ujarnya haru.
Namun, suasana haru juga menyelimuti hari pertama masuk asrama. Isak tangis terdengar saat para siswa berpamitan dengan orang tua, karena kebijakan awal melarang kunjungan agar siswa dapat beradaptasi secara mandiri.
Dengan dibukanya SRMA 37 Gresik, Pemerintah Kabupaten Gresik menegaskan komitmennya untuk membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Lebih dari sekadar menyediakan sekolah, program ini membangun sistem sosial pendidikan yang menjembatani kesenjangan dan menciptakan keadilan antargenerasi.
SRMA 37 Gresik kini menjadi simbol harapan baru — bahwa pendidikan tak boleh jadi barang mewah, tapi hak dasar setiap anak bangsa. (alf/edited by Diskominfo Kab. Gresik)