- Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 00:06 WIB
: Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bersama Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Gubernur Jambi Al Haris, melakukan tinjauan udara lokasi titik api di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada Rabu (30/7/2025)/ Dok. BNPB.
Jambi, InfoPublik - Pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak awal Juli telah berhasil menurunkan hujan di sejumlah wilayah rawan karhutla.
“Hujan dengan intensitas tertinggi yang teramati mencapai sekitar 15 mm per hari,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memimpin Rapat Pengendalian Karhutla di Provinsi Jambi, melalui keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (31/7/2025).
Suharyanto meninjau langsung kondisi lahan melalui patroli udara menggunakan helikopter. Dari hasil pemantauan, lahan terpantau relatif basah. Bahkan, saat helikopter mengudara, hujan turun di wilayah Kota Jambi dan berlangsung hingga malam hari.
Menurut dia, pelaksanaan OMC di Jambi telah berhasil mempercepat turunnya hujan di wilayah yang rentan terhadap bencana asap. Berdasarkan data BNPB, selama periode 2–10 Juli 2025, hujan terjadi selama tujuh hari dari sembilan hari pelaksanaan OMC.
"Patroli udara akan terus dilakukan selama masa siaga darurat karhutla diberlakukan," tegas dia.
BNPB telah menyiagakan pesawat untuk mendukung OMC apabila diperlukan, serta menyiapkan berbagai upaya lainnya guna menekan potensi titik api di lapangan. Sejak 2 Juli 2025, OMC telah dilakukan selama total 34 jam 14 menit dengan jumlah bahan semai mencapai 18.900 kilogram.
Selain OMC, BNPB juga mengerahkan dua unit helikopter patroli dan dua unit helikopter pengebom air (water bombing) untuk menjangkau titik panas dan titik api di wilayah yang sulit dijangkau oleh satuan tugas darat.
“Teknik pengeboman air ini digunakan agar penanganan karhutla lebih cepat, terutama di wilayah-wilayah yang tidak bisa diakses secara langsung oleh personel darat. Dukungan udara ini akan terus kami kerahkan hingga September, dengan harapan pada Oktober sudah mulai turun hujan secara alami,” jelas Suharyanto.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa pada dasarian pertama Agustus, wilayah Jambi diperkirakan mengalami curah hujan rendah. Hal tersebut perlu diwaspadai karena berpotensi meningkatkan kerawanan karhutla.
“Ini perlu diwaspadai. Curah hujan rendah berpotensi menyebabkan munculnya titik api. Maka, patroli harus diperkuat di wilayah-wilayah yang rawan karhutla, terutama pada awal Agustus nanti,” ujar Dwikorita.
Dalam peninjauan udara tersebut, Suharyanto turut didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, serta Gubernur Jambi Al Haris.
Setelah peninjauan udara, Gubernur Jambi langsung memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Karhutla yang dihadiri oleh para kepala daerah kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).