Menag Tegaskan Pentingnya Mengembalikan Kesakralan Masjid

: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar foto bersama saat forum Saraloka Sarasehan Kemasjidan dan Lokakarya Nasional Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7/2025). (Foto Istimewa/Humas Kemenag)


Oleh Wandi, Rabu, 9 Juli 2025 | 09:36 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 216


Jakarta, InfoPublik — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan pentingnya mengembalikan kesakralan masjid sebagai ruang suci yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Ia menyatakan, saat ini banyak rumah ibadah, khususnya masjid, yang mengalami desakralisasi akibat lunturnya kesadaran spiritual umat.

Pernyataan tersebut disampaikan Menag dalam forum Saraloka Sarasehan Kemasjidan dan Lokakarya Nasional Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7/2025)..

Attachment kita dengan Tuhan, kemelekatan diri kita dengan Tuhan itu tidak ada lagi. Saya kira inilah tantangan besar kita ke depan. Masjid bukan sekadar tempat ritual, tapi tempat suci yang harus dihormati,” tegas Menag.

Menurut Menag, masjid memiliki dimensi spiritual yang harus dijaga. Ia menyebutkan bahwa kesakralan masjid dapat dilihat dari cara umat memperlakukan ruang ibadah tersebut—baik dari perilaku maupun sikap.

“Di masjid, kita harus menggunakan pakaian bersih, menutup aurat, tidak membawa najis, tidak melakukan transaksi jual beli di ruang utama. Itu semua bagian dari pensakralan masjid,” jelasnya.

Menag mengkritik fenomena di mana masjid hanya dijadikan tempat singgah atau kegiatan administratif, bukan lagi tempat membangun hubungan mendalam dengan Sang Pencipta.

Menag Nasaruddin juga menyampaikan keprihatinannya atas semakin hilangnya ruang-ruang sakral di kota-kota besar, termasuk Jakarta.

“Kalau orang sudah tidak punya lagi tempat-tempat yang sakral, tidak ada secret dalam hidupnya, maka hidup itu akan menjadi tawar. Kota Jakarta itu sangat tidak religius, sangat tidak Pancasilais,” ujarnya dengan nada prihatin.

Ia menilai, masyarakat modern terlalu sibuk dengan dunia material hingga melupakan kebutuhan spiritual yang mendalam.

Lebih jauh, Menag juga mengajak umat Islam untuk menghadirkan ruang ibadah pribadi di rumah masing-masing, sebagai bentuk penguatan spiritualitas individu.

“Kalau kita tidak punya musala di rumah, coba geser sedikit lemari kita. Bikin satu ruang kecil saja. Itulah ruang tembus langit, ruang yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan,” tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Ciputat tersebut.

Menag menegaskan bahwa menjaga kesakralan masjid dan ruang ibadah tidak hanya tugas umat Islam, tetapi juga menjadi bagian dari kesadaran spiritual kolektif lintas agama. Ia berharap masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, tidak hanya membangun gedung-gedung besar, tapi juga ruang-ruang hening untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

“Kalau kita ingin membangun bangsa ini lebih beradab, maka spiritualitas harus hadir di ruang-ruang publik. Masjid, gereja, pura, vihara harus menjadi simbol ketenangan dan kedamaian,” pungkasnya.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PALEMBANG
  • Kamis, 7 Agustus 2025 | 00:08 WIB
Sekda Palembang: Masjid Harus Hidup dengan Kegiatan Keagamaan Rutin
  • Oleh Wandi
  • Jumat, 11 Juli 2025 | 20:01 WIB
Menag Buka Peluang Haji dan Umrah Jalur Laut,
-->