- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:57 WIB
: Melaksanakan Tim Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melaksanakan koordinasi dengan Puskesmas Suwawa Tengah dalam rangka upaya pencegahan penularan DBD. (foto MD)
Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 25 April 2025 | 08:04 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 250
Bone Bolango, InfoPublik – Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal 2025, dengan jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 61 kasus yang tersebar di sejumlah wilayah.
Puluhan warga dilaporkan terinfeksi, menunjukkan gejala khas seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah dan nyeri otot. Kondisi ini mengharuskan sejumlah pasien menjalani perawatan intensif di puskesmas dan beberapa rumah sakit, diantaranya rumah sakit Toto Kabila, RSIA Siti Khadijah, Rumah Sakit Multazam, Rumah Sakit Bunda dan rumah sakit dr. Aloei Saboe.
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Shintia Rivai, Rabu (23/4/2025) mengatakan, faktor lingkungan dan perilaku sebagai penyebab utama lonjakan kasus tersebut.
Penumpukan sampah di pemukiman, selokan yang tergenang, dan tempat penampungan air yang tidak tertutup menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.
Menyikapi situasi ini, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Dinas Kesehatan Kabupaten, dan Puskesmas bergerak cepat untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Upaya advokasi dilakukan kepada kepala desa untuk menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan membentuk kader pemantau jentik di tingkat komunitas.
“Kami mendorong Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelaporan dan surveilans kasus, serta mengedukasi masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ujarnya.
Meskipun berbagai upaya edukasi telah dilakukan, perubahan perilaku masyarakat masih minim, sehingga efektivitasnya belum optimal. Dinas Kesehatan menekankan pentingnya kolaborasi antara petugas kesehatan dan warga untuk mempercepat penanganan DBD.
Masyarakat diimbau untuk berperan aktif dalam membersihkan lingkungan, diantaranya melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), mengubur atau mendaur ulang barang bekas, dan menutup rapat tempat penampungan air.
“Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengendalikan penyebaran DBD dan mencegah meluasnya penyakit ke wilayah lain,” kata Shintia.
Data menunjukkan sebaran yang merata di 16 kecamatan, dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di Suwawa Tengah (12 kasus), Kabila (7 kasus), Bulango Utara dan Tilongkabila (6 kasus). Suwawa Tengah menjadi episentrum dengan Desa Lombongo mencatatkan 10 kasus, termasuk klaster keluarga di Popodu Kecamatan Bulango Timur (4 kasus).
Berdasarkan jenis kelamin, kasus DBD pada perempuan sebanyak 31 orang (50,82%) dan laki-laki 30 orang (49,18%). Dari 61 kasus terdapat 1 orang meninggal dunia. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)