- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:09 WIB
: Pelatihan Edukator Diabetes Nasional Tingkat Dasar bagi Tenaga Kesehatan. (foto MD)
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 29 Juli 2025 | 08:29 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 143
Kota Gorontalo, InfoPublik – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo secara resmi membuka Pelatihan Edukator Diabetes Nasional Tingkat Dasar di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo, Senin (28/7/2025).
Pelatihan itu merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menghadapi tantangan besar diabetes melitus (DM) yang prevalensinya terus meningkat, baik secara global, nasional, maupun khususnya di Gorontalo.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Provinsi Gorontalo, Syafiin S.Napu, menegaskan urgensi pelatihan itu.
Syafiin mengutip data International Diabetes Federation (IDF) 2021, yang menunjukkan 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes global, diproyeksikan melonjak menjadi 783 juta pada 2045.
Indonesia sendiri menempati peringkat kelima dunia dengan 19,5 juta penderita dewasa saat ini, diperkirakan naik menjadi 28,6 juta pada 2045.
"Fakta memprihatinkan adalah, berdasarkan data BPJS Kesehatan 2020, hanya sekitar 2 juta penderita diabetes di Indonesia yang terdiagnosis dan mendapatkan perawatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," ujar Syafiin.
Pelatihan itu dirancang untuk menjawab tantangan tersebut dengan membekali tenaga kesehatan menjadi edukator yang kompeten.
"Kita berharap tercipta para edukator karena mengingat Provinsi Gorontalo juga tinggi prevalensi diabetes-nya, dan Indonesia merupakan urutan 5 terbesar dari 10 negara dengan penderita diabetes tertinggi," kata Syafiin.
Peserta tidak hanya diharapkan mampu memberikan edukasi efektif kepada masyarakat tentang pencegahan dan pengelolaan diabetes, tetapi juga terampil melakukan skrining kesehatan sebagai langkah awal deteksi dini.
"Oleh karena itu kami berharap dengan pelatihan ini masyarakat akan semakin terpapar informasi, semakin tahu. Mereka (peserta) juga dibekali cara melakukan skrining, karena dengan skrining ini kita bisa mengetahui seberapa besar kasus yang harus kita tangani," pungkas Syafiin.(mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)