Pemkab Raja Ampat Tutup Obyek Wisata Wayag dan Cari Solusi Konflik Pasca IUP Dicabut

: Bupati Raja Ampat, Orideko I Burdam memberikan keterangan kepada sejumlah media di Kantor Bupati Raja Ampat, Rabu (11/6/2025) (foto: MC Raja Ampat)


Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Jumat, 13 Juni 2025 | 01:29 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 575


Raja Ampat, InfoPublik– Pemerintah Kabupaten Raja Ampat secara resmi mengeluarkan instruksi penutupan sementara destinasi wisata Wayag dan kawasan sekitarnya. Wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, diimbau untuk mengunjungi spot lain yang masih dibuka di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Penutupan ini dilakukan sebagai respons atas situasi yang memanas hingga berujung pada aksi pemalangan objek wisata Wayag dan penghentian sementara aktivitas wisata di sejumlah homestay di wilayah Waigeo Barat Kepulauan pasca pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) empat perusahaan tambang di Raja Ampat.

"Hari ini saya mengunjungi masyarakat di kampung-kampung yang sebelumnya bekerja dan menggantungkan hidup dari PT KSM dan PT MRP. Mereka mengungkapkan rasa kecewa sebagai pemilik ulayat atas pencabutan IUP tersebut, yang kemudian memicu aksi pemalangan di objek wisata Wayag," ungkap Bupati.Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam di kantornya usai kunjungannya ke Pulau Manyaifun dan Batan Pele, pada Rabu (11/6/2025).

Dalam dialog yang berlangsung bersama masyarakat, tercapai kesepahaman awal berupa penutupan sementara seluruh aktivitas wisata di kawasan Waigeo Barat Kepulauan. Kebijakan ini mencakup operasional kapal Live On Board (LOB), resort, hingga homestay.

“Seperti di Manyaifun, sekitar 50 pemuda meminta pekerjaan setelah kehilangan mata pencaharian dari tambang. Dalam beberapa hari ke depan, saya bersama Wakil Bupati akan menggelar tikar adat untuk mendengar langsung seluruh pihak dan mencari solusi secara kekeluargaan,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa konflik semacam ini harus diselesaikan dengan mengutamakan komunikasi yang baik dan mendalam, guna merumuskan solusi yang adil bagi masyarakat yang terdampak baik dari sisi pariwisata maupun pertambangan.

Bupati pun mengimbau wisatawan dan pelaku usaha jasa wisata agar memahami kondisi tersebut dan membantu menyampaikan informasi dengan bijak kepada pengunjung.

“Wayag dan sekitarnya kami batasi dulu. Tapi Raja Ampat masih punya banyak spot wisata luar biasa lainnya yang tetap bisa dikunjungi. Kami ingin menghindari potensi gesekan yang tidak diinginkan,” tutup Oredeko I Burdam.

Petrus Rabu/MC.Kab.Raja Ampat

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:15 WIB
DPRK Raja Ampat Sahkan Perda LKPD Hasil Audit BPK TA 2024
  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 10:11 WIB
Pemkab Raja Ampat Perkuat Koperasi Lewat Pelatihan Administrasi dan Usaha
  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:47 WIB
Kodim 1805 - Bulog Kolaborasi Gelar Gerakan Pangan Murah di Raja Ampat
  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Selasa, 26 Agustus 2025 | 00:17 WIB
Pemkab Raja Ampat Gelar Latsar CPNS, Dibuka Kepala LAN RI
  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Jumat, 22 Agustus 2025 | 21:20 WIB
Pemprov Papua Barat Daya Evaluasi Kinerja Aksi Penurunan Stunting Daerah
  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Jumat, 22 Agustus 2025 | 21:14 WIB
Bupati Raja Ampat Tegaskan Komitmen Tekan Stunting Lewat Visi Raja Ampat Bangkit
-->