- Oleh MC KAB RAJA AMPAT
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:15 WIB
: Mahasiswa KKN UGM diterima Bupati Raja Ampat Orideko I Burdam di Kantor Bupati (foto: MC Raja Ampat)
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Rabu, 25 Juni 2025 | 23:23 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 335
Raja Ampat, InfoPublik – Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam secara resmi menerima 90 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Periode Dua 2025. Ia menyampaikan kebanggaan atas kehadiran para mahasiswa UGM dan menitipkan harapan besar terkait bidang pendidikan dan kesehatan.
“Selamat datang di Raja Ampat, tanah yang kaya akan keindahan alam, kearifan lokal, dan kehangatan masyarakat. Saya titipkan generasi Raja Ampat kepada kalian, terutama dari segi pendidikan dan kesehatan,” ujar Bupati Raja Ampat di di Aula Wayag Kantor Bupati Raja Ampat, Papua Barat Daya, pada Rabu (25/6/2025).
Orideko mendorong para mahasiswa untuk aktif terlibat dalam menggali potensi yang ada di tengah masyarakat.
“Raja Ampat memiliki potensi luar biasa di berbagai sektor, mulai dari pariwisata bahari, perikanan, pertanian, hingga ekonomi kreatif. Kami berharap kehadiran kalian dapat membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut demi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Di sisi lain, Orideko juga mengungkapkan realitas pembangunan di Raja Ampat. Meski dikenal dunia sebagai segitiga karang dan pusat keanekaragaman hayati laut, namun masyarakat lokal justru tak mendapatkan manfaat maksimal dari kekayaan tersebut.
“Raja Ampat dikenal sebagai pusat segitiga karang dunia. Ikan-ikan dari berbagai jenis ada di sini. Tapi hasilnya, kami tidak dapat apa-apa karena aturan. Dari titik nol garis pantai sampai 12 mil itu dikuasai provinsi, sisanya oleh pusat. Lalu kami dapat apa?” ungkap dia.
Ia juga menyoroti kondisi wilayah daratan yang 97 persennya merupakan kawasan konservasi. Sebab, Raja Ampat tidak memiliki kewenangan pengelolaan dan dukungan regulasi yang berpihak, sehingga pemerintah daerah sulit berbuat banyak.memang memiliki banyak pulau dan kekayaan alam.
“Kami ini seperti penonton. Namanya Raja Ampat besar di luar sana, tapi kami tidak dapat hasil dari perikanan. Pariwisata pun begitu, kami hanya melihat. Kami tidak berdaya. Bahkan soal tambang, kami juga hanya bisa menyaksikan,” tuturnya.
Sementara itu, Dosen Pendamping KKN UGM, Muhammad Navis Rofi’i, menyatakan kesiapan mahasiswa untuk turut berkontribusi dalam proses pemberdayaan masyarakat.
“Mahasiswa KKN UGM sangat siap membantu dan berkontribusi bagi Negeri Bahari Raja Ampat. Mereka berasal dari empat klaster fakultas: agro, saintek, kesehatan, dan humaniora. Mereka akan bertugas di tiga distrik, yaitu Waisai Kota, Waigeo Barat, dan Salawati Utara, hingga 8 Agustus 2025,” jelas Muhammad Navis Rofi’i.
Kegiatan tersebut turut dihadiri para pimpinan OPD serta seluruh peserta KKN UGM Yogyakarta Periode 2 Tahun 2025.
Penta Nila Juwita/MC.Kab.Raja Ampat