Pemprov Gorontalo Perkuat Perlindungan Penyu

: Kegiatan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Sinar Penyu, di Kabupaten GorontaloUtara, Jumat (27/6/2025). (Foto: mcgorontaloprov/yanto)


Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 28 Juni 2025 | 05:58 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 253


Kota Gorontalo, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Keputusan Gubernur Gorontalo Nomor 141/24/IV/2019 telah menetapkan Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Gorontalo.

Salah satu lokasi pencadangan kawasan konservasi tersebut adalah Kawasan Konservasi Perairan Gorontalo Utara yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara, dengan luas mencapai 60.416,80 hektare.

Kawasan itu meliputi tiga area, yakni Area 1 Tolinggula seluas 2.095,29 hektare, Area 2 Sumalata seluas 14.317,73 hektare, dan Area 3 Uanengo seluas 44.003,79 hektare.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PRL dan PSDKP) Hartaty Isima mengatakan, bahwa salah satu lokasi yang memiliki karakteristik dan target perlindungan khusus dalam kawasan konservasi itu adalah perairan Desa Dunu, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara.

Pesisir perairan Desa Dunu menjadi habitat bertelur penyu.

Saat ini, penyu termasuk dalam status perlindungan global International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List.

Semua jenis penyu masuk dalam daftar satwa dilindungi yang artinya tidak boleh diburu, diperjualbelikan, disimpan, atau dimanfaatkan tanpa izin khusus dari pemerintah.

Sebagai bentuk pengelolaan lokasi pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Gorontalo Utara, Bidang PRL dan PSDKP DKP Provinsi Gorontalo melalui Tim Kerja Pengelolaan Ruang Laut (Timja PRL) melakukan pembinaan kepada Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Sinar Penyu, Jumat (27/6/2025).

Kelompok itu aktif dan intens dalam upaya perlindungan dan pelestarian penyu dan tukik di perairan Desa Dunu.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan fasilitasi pendampingan observasi lapangan bagi mahasiswa magang dari Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan Universitas Negeri Gorontalo di perairan Pulau Raja dan Pulau Popaya yang menjadi lokasi bertelurnya penyu.

Hartaty Isima mengatakan, bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo terus aktif memperkuat perlindungan dan zonasi perairan di Kabupaten Gorontalo Utara, mulai dari Saronde, Tolinggula, Sumalata, hingga Pulau Raja dan Pulau Popaya.

Upaya itu melibatkan unsur akademisi, pemanfaatan ilmiah, edukasi publik, partisipasi masyarakat, dan regulasi formal.

Fokus saat ini adalah penyempurnaan dokumen Rencana Pengelolaan Zonasi Kawasan Konservasi (RPZKK) untuk mendapatkan penetapan resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, sekaligus mendorong pengembangan wisata konservasi habitat penyu.

Gusnar Lubis Ismail, salah satu anggota Timja PRL, mengungkapkan bahwa Desa Dunu terkenal sebagai lokasi konservasi penyu.

Desa itu menjadi tempat bertelur beberapa jenis penyu dan memiliki pusat penangkaran penyu.

Desa Dunu, yang terletak di pesisir pantai, memiliki peran penting dalam konservasi penyu. KOMPAK Sinar Penyu aktif melakukan perlindungan penyu dan telurnya, terutama pada musim bertelur antara bulan Maret hingga Agustus.

Mereka rutin melakukan patroli pengamanan telur penyu dan menetaskannya, serta mengadopsi tukik (anak penyu) untuk dilepasliarkan ke laut.

Selain itu, Desa Dunu juga mulai mengembangkan potensi wisata, termasuk wisata adopsi tukik yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Desa ini berdekatan dengan Cagar Alam Pulau Popaya, Pulau Mas, dan Pulau Raja, yang merupakan habitat alami penyu untuk bertelur, serta memiliki ekosistem terumbu karang dan lamun yang masih terjaga dengan baik.

Beberapa jenis penyu yang dapat ditemukan di sekitar Desa Dunu antara lain:

Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata): Dikenal dengan paruhnya yang tajam menyerupai paruh burung rajawali.

Penyu Hijau (Chelonia mydas): Salah satu jenis penyu yang paling sering dijumpai di perairan tropis.

Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea): Penyu terbesar di dunia dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup.

Penyu Tempayan (Caretta caretta): Dikenal dengan kepala besar dan paruh bertumpuk.

Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea): Sering disalahartikan sebagai penyu hijau karena kemiripannya.

Hartaty Isima menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 200 ekor tukik yang berada di lokasi penangkaran Desa Dunu.

Ia juga menghimbau seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam program “Adopsi Tukik”, di mana biaya adopsi per ekor tukik berkisar antara Rp10.000 hingga Rp25.000.

Biaya ini akan digunakan untuk pembelian pakan tukik, operasional penangkaran, dan perlindungan tukik setelah menetas.

Upaya konservasi di Desa Dunu, termasuk penangkaran, pelepasliaran tukik, serta pengembangan wisata yang bertanggung jawab, diharapkan dapat menjaga keberlangsungan hidup penyu di wilayah tersebut. (mcgorontaloprov/yanto)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 25 Agustus 2025 | 21:23 WIB
Gorontalo Wujudkan Kemandirian Benur
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:19 WIB
Permintaan Pasar, Harga Ikan di Gorontalo Pekan ke-3 Agustus Fluktuatif
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 06:36 WIB
Tekan Dampak Inflasi, Gorontalo Gelar Pasar Murah
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:06 WIB
Gorontalo Pastikan Produk Perikanan Bebas Formalin
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 13 Agustus 2025 | 12:51 WIB
Gorontalo Terapkan Budidaya Rumput Laut Ramah Lingkungan
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Jumat, 8 Agustus 2025 | 13:44 WIB
DKP Gorontalo Perkuat Transformasi Digital
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Jumat, 8 Agustus 2025 | 08:47 WIB
PSDKP Gorontalo Galang Kesadaran Nelayan Jaga Ekosistem
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Kamis, 31 Juli 2025 | 20:59 WIB
Pasar Ikan Gorontalo Catat Stabilitas Harga
-->