- Oleh MC KOTA JAMBI
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:11 WIB
: Wawako Diza Mengunjungi UMKM
Oleh MC KOTA JAMBI, Sabtu, 12 Juli 2025 | 14:03 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 186
Jambi, Infopublik – Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, meresmikan secara langsung Kampung Edukasi Nan Bahagia di RT 21 Kelurahan Bakung Jaya, Kecamatan Paal Merah, Jumat siang (11/7/2025). Inovasi berbasis komunitas ini dinilai sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Kota Jambi, terutama dalam program Kampung Bahagia yang mengedepankan pemberdayaan warga dan kelestarian lingkungan.
“Ini adalah bentuk nyata implementasi dari Program Prioritas Pemkot Jambi. Kampung Edukasi Nan Bahagia menghadirkan semangat kolaboratif yang patut ditiru, menggabungkan edukasi, pemberdayaan, dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Wawako Diza.
Salah satu unggulan dari Kampung Edukasi Nan Bahagia adalah budidaya maggot—larva dari lalat Black Soldier Fly—yang digunakan untuk mengurai sampah organik seperti sisa makanan dan limbah pasar. Maggot tidak hanya mengurangi volume sampah secara signifikan, tapi juga menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi, dan residunya dapat digunakan sebagai pupuk kompos (kasgot).
“Inilah wujud ekonomi sirkular yang sebenarnya—mengubah limbah menjadi sumber daya,” ungkap Diza. “Inovasi ini tidak hanya menjawab persoalan sampah, tapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.”
Menurut data Rencana Induk Pengelolaan Sampah Kota Jambi 2025–2045, 57,7 persen sampah kota berasal dari rumah tangga, dan 58,33 persen di antaranya adalah sampah makanan. Sayangnya, mayoritas masih berakhir di TPA dan menghasilkan gas metana, penyumbang besar pemanasan global.
“Dengan pendekatan seperti ini, RT 21 telah membantu mengurangi beban TPA dan sekaligus memperkuat ketahanan pangan,” jelasnya.
Program Kampung Bahagia yang menjadi unggulan Pemkot Jambi, kini mulai menunjukkan hasil melalui aksi nyata warga di lapangan. Salah satunya melalui alokasi dana sebesar Rp 100 juta per RT untuk mendukung pengelolaan sampah dan penguatan lingkungan berbasis partisipasi masyarakat.
Diza juga menyoroti pentingnya digitalisasi sistem pengumpulan sampah dengan teknologi barcode untuk mencatat dan memantau volume serta efektivitas pengelolaan sampah dari sumbernya.
“Meningkatkan kesadaran dari rumah tangga adalah kunci keberhasilan pengelolaan sampah. Digitalisasi akan membuat sistem kita semakin transparan dan akuntabel,” tambahnya.
Lebih jauh, Wawako Diza melihat peluang untuk mengembangkan ekosistem inovatif ini ke sektor UMKM. Produk turunannya seperti pakan ikan dari maggot, dan produk olahan perikanan seperti getas ikan, brownies ikan, hingga albumin gabus dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi warga.
“Ini adalah peluang luar biasa untuk menggairahkan industri rumahan, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus mengembangkan UMKM lokal,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan gerakan pengelolaan sampah berbasis komunitas sebagai budaya baru Kota Jambi.
“Sampah bukan lagi masalah, tapi peluang. Mari kita maksimalkan potensi ini untuk lingkungan yang lebih bersih dan masa depan yang lebih baik,” tutup Wawako Diza.
Hadirnya Kampung Edukasi Nan Bahagia merupakan bukti bahwa ketika pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha bersinergi, maka inovasi yang bermanfaat dan berkelanjutan akan lahir. Kegiatan ini juga memperkuat jati diri lokal dengan mengedepankan gotong royong dan edukasi berbasis lingkungan.