Labuan Bajo Jadi Rujukan Nasional, Raja Ampat Belajar Sistem Satu Pintu Pengelolaan Pariwisata

: Bupati Manggarai Barat saat menerima kunjungan Bupati Raja Ampat di Labuan Bajo. (Foto : Siti rafika)


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Selasa, 15 Juli 2025 | 19:45 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 436


Labuan Bajo, Infopublik – Komitmen Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dalam membangun ekosistem pariwisata yang terintegrasi kembali mendapat pengakuan nasional. Kali ini, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, melakukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo untuk mempelajari penerapan sistem pengelolaan pariwisata satu pintu, sebuah model tata kelola yang dinilai berhasil menciptakan harmoni antara pertumbuhan industri wisata, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Kunjungan yang berlangsung di ruang rapat Bupati Manggarai Barat ini tidak hanya menjadi forum pertukaran informasi, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk memperkuat jejaring antar-destinasi unggulan Indonesia yang tengah menapaki transformasi menuju pariwisata kelas dunia.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menegaskan bahwa keberhasilan Labuan Bajo sebagai salah satu dari “5 Bali Baru” bukanlah hasil instan, melainkan akumulasi dari proses panjang yang dimulai sejak perhelatan Sail Komodo 2013 dan didorong oleh berbagai inisiatif nasional — mulai dari dukungan tokoh-tokoh seperti Jusuf Kalla sebagai Duta Komodo, hingga intervensi langsung Presiden Joko Widodo pada 2018 yang menetapkan Labuan Bajo sebagai prioritas pembangunan pariwisata nasional.

“Empat destinasi lain ditetapkan melalui rapat. Labuan Bajo satu-satunya yang disebut langsung oleh Presiden. Ini kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi kami,” ujar Bupati Edi.

Ia menambahkan, bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah, yang terlihat nyata melalui pembangunan Bandara Komodo, perluasan pelabuhan, serta infrastruktur pendukung lainnya.

Menariknya, Bupati Edi juga menyoroti ketangguhan sektor UMKM dan pertanian sebagai penyangga ekonomi lokal saat pandemi COVID-19 melanda. Hal ini menegaskan bahwa pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan perlu memperkuat basis ekonomi masyarakat, bukan sekadar mengejar lonjakan kunjungan wisatawan.

Sementara itu, Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, menyampaikan bahwa tujuan utama kunjungan kerja ini adalah melakukan studi tiru terhadap praktik tata kelola pariwisata satu pintu yang telah diimplementasikan di Labuan Bajo.

“Kami ingin menggali langsung bagaimana Manggarai Barat membangun sistem pengelolaan yang terintegrasi dan profesional. Karena bagi kami, keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat harus sejalan dengan pengembangan industri wisata,” jelas Bupati Ori.

Ia juga menyatakan bahwa Labuan Bajo menjadi contoh inspiratif karena berhasil menjaga keseimbangan antara pengembangan infrastruktur, pelestarian budaya, dan pertumbuhan ekonomi lokal — sebuah pendekatan yang tengah dibutuhkan Raja Ampat dalam merancang strategi pariwisata jangka panjangnya.

Sistem satu pintu dalam konteks pengelolaan pariwisata bukan sekadar sistem birokrasi, tetapi mekanisme koordinatif lintas sektor yang menjamin sinergi antarinstansi, efisiensi pelayanan wisatawan, serta kontrol terhadap dampak lingkungan. Model ini memungkinkan satu titik koordinasi untuk perizinan, pengawasan, promosi, dan pengelolaan data wisata secara terpadu.

Bagi destinasi seperti Raja Ampat yang memiliki tantangan ekologis kompleks, sistem ini bisa menjadi solusi untuk menjaga daya dukung wilayah tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi lokal.

Pertemuan ini juga menjadi awal dari kemungkinan kolaborasi jangka panjang antar-kabupaten. Bupati Ori menyampaikan harapannya agar Manggarai Barat dapat melakukan kunjungan balasan ke Raja Ampat, untuk memperkuat pertukaran pengetahuan dan membuka ruang kerja sama lintas destinasi dalam platform “pariwisata nusantara yang saling menginspirasi.”

“Melalui kunjungan ini, kami ingin membangun persahabatan antardaerah. Semoga dari sinergi ini muncul inovasi dan strategi yang bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan wisata berkelas dunia dan berkelanjutan,” ucap Bupati Ori.

Pertemuan dua kabupaten ini menandai arah baru dalam pengelolaan destinasi pariwisata di Indonesia: dari model kompetitif menuju model kolaboratif antarwilayah. Pendekatan ini semakin relevan di tengah tantangan global seperti krisis iklim, overtourism, dan perlunya tata kelola lintas sektor yang adaptif dan tangguh.

Labuan Bajo dan Raja Ampat, dua ikon pariwisata dari kawasan timur Indonesia, kini tidak hanya menjadi destinasi unggulan tetapi juga aktor penting dalam membentuk ekosistem pariwisata nasional yang inklusif, lestari, dan berkelas dunia. Studi tiru ini menunjukkan bahwa pengelolaan wisata modern bukan lagi tentang membangun atraksi, tetapi membangun sistem — sistem yang memihak pada lingkungan, masyarakat, dan masa depan. (MC Manggarai Barat/Sebinus)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Sabtu, 23 Agustus 2025 | 11:41 WIB
Bupati Manggarai Barat: Labuan Bajo Motor Pariwisata Flores
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Jumat, 15 Agustus 2025 | 02:10 WIB
Hari Pramuka ke-64 di Manggarai Barat: Pramuka sebagai Sekolah Kehidupan
  • Oleh MC KAB RAJA AMPAT
  • Kamis, 14 Agustus 2025 | 23:27 WIB
Pemkab Raja Ampat Gelar Lomba Pembuatan MP-ASI
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Rabu, 13 Agustus 2025 | 16:14 WIB
Koperasi Merah Putih Diharapkan Jadi Motor Pemberdayaan Desa di Manggarai Barat
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Selasa, 12 Agustus 2025 | 15:44 WIB
Raperda Perubahan APBD Manggarai Barat 2025 Resmi Jadi Perda
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Senin, 4 Agustus 2025 | 16:52 WIB
Bupati Mabar Edi Endi Tegaskan Sanksi Tegas Bagi Pegawai Tak Patuh SPMT
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Kamis, 31 Juli 2025 | 18:27 WIB
181 ASN di Manggarai Barat Jalani Apel Khusus karena Indisipliner
-->