- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:42 WIB
: Pembibitan mangrove di Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. (foto istimewa)
Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 26 Mei 2025 | 20:12 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 469
Kota Gorontalo, InfoPublik - – Sejumlah mahasiswa Program Studi Konservasi Hutan Fakultas Maritim, Perikanan, dan Kehutanan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo berkolaborasi dengan kelompok masyarakat Pemantau Mangrove di Desa Padengo, Kecamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato, melakukan pembibitan mangrove.
Kegiatan itu merupakan bagian dari program rehabilitasi kawasan mangrove yang rusak akibat aktivitas tambak, diinisiasi oleh Burung Indonesia (Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia).
Salah satu mahasiswa UNU Gorontalo yang terlibat, Muhammad Rifaldi Lakibu, mengatakan bahwa proses pembibitan diawali dengan pengumpulan propagule (buah mangrove matang), baik yang masih menempel di pohon maupun yang sudah jatuh.
Propagul kemudian diseleksi untuk memilih yang sehat sebelum ditanam dalam polybag berisi campuran tanah dan pasir. Media ini membantu pertumbuhan akar dan batang bibit selama 2-3 bulan sebelum dipindahkan ke lokasi pesisir yang mengalami abrasi atau kerusakan.
“Bibit yang siap tanam harus memiliki akar kuat dan tinggi minimal 30 cm. Mangrove tidak hanya penting untuk mencegah abrasi, tetapi juga sebagai penyerap karbon dan habitat biota laut,” tegas Rifaldi.
Ia berharap pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama menjaga kelestarian mangrove, termasuk mencegah perusakan akibat tambak ilegal.
Ketua Prodi Konservasi Hutan UNU Gorontalo, Ikraeni Safitri, menegaskan bahwa program magang ini selaras dengan visi prodi untuk menjadi pusat unggulan konservasi hutan berbasis riset di Kawasan Timur Indonesia.
“Kami berkomitmen menghasilkan lulusan yang berjiwa konservasi dan menjunjung kearifan lokal,” ujarnya.
Kegiatan itu tidak hanya memulihkan ekosistem, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi keberlanjutan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat pesisir. Kolaborasi antara akademisi, lembaga konservasi, dan masyarakat diharapkan dapat memastikan mangrove tetap lestari untuk generasi mendatang.(mcgorontaloprov)