Dari Anak Bertutur hingga Buku Digital: Cerita Literasi dari Ujung Nusantara

: Sejumlah siswa mencatat informasi yang ditampilkan pada pemeran sains interaktif bertajuk Universum, Mensch, Inteligenz (Alam Semesta, Manusia, Kecerdasan) di Museum Balanga Kota Palangka Raya, Rabu (14/5/2025). Pemeran ini digelar Goethe Institut Indonesia, Max Planck Gesellschaft dari Jerman bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalteng berlangsung pada 9-30 Juni 2025. MC Kota Palangka Raya/Usep/ndk


Oleh Tri Antoro, Minggu, 25 Mei 2025 | 12:27 WIB - Redaktur: Untung S - 466


Jakarta, InfoPublik – Peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang jatuh setiap 17 Mei kembali mengangkat isu literasi sebagai perhatian utama di berbagai daerah. Pada 2025 ini, pemerintah daerah di tingkat provinsi, kota, hingga kabupaten menggelar berbagai kegiatan kreatif guna menanamkan pentingnya budaya literasi dalam kehidupan sehari-hari.

Momentum itu menjadi refleksi atas komitmen bersama untuk menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan mencintai ilmu pengetahuan.

Peringatan Harbuknas juga menjadi pengingat akan masih tingginya tantangan literasi di Indonesia. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, beberapa wilayah di Indonesia tercatat memiliki skor Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang masih rendah, di bawah 63,00. Wilayah tersebut meliputi Sumatra Utara, Banten, Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Provinsi di kawasan timur Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara masih menghadapi tantangan serius dalam pembangunan literasi masyarakat. Secara rinci sebagai berikut: 

No Provinsi IPLM 2024
1 Sumatra Utara 62.1
2 Banten 61.2
3 Maluku Utara 60.9
4 Papua 60.3
5 Nusa Tenggara Barat 60.2
6 Maluku 58.7
7 Papua Barat Daya 55.1
8 Papua Selatan 49.6
9 Papua Tengah 48.7
10 Papua Pegunungan 34.1

Sebaliknya, sepuluh provinsi dengan skor IPLM tertinggi, yakni di atas 73,52, antara lain Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau. Berkat kontribusi dari provinsi-provinsi ini, skor IPLM nasional mencapai angka 73,52, menempatkan Indonesia pada kategori "tinggi" dalam skala 0–100.

No Provinsi IPLM 2024
1 Sulawesi Selatan 85.2
2 DI Yogyakarta 84.3
3 Kepulauan Bangka Belitung 83.5
4 Sumatera Barat 82.7
5 Kalimantan Selatan 82.1
6 Jawa Timur 80.5
7 Kalimantan Timur 80.4
8 Gorontalo 78.9
9 Kalimantan Barat 77.3
10 Kepulauan Riau 76.5

Ketimpangan itu menunjukkan bahwa pembangunan literasi belum merata. Oleh sebab itu, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan untuk meningkatkan capaian literasi nasional, sekaligus memperkecil kesenjangan antarwilayah.

Ragam Peningkatan Literasi di Daerah

Langkah konkret untuk meningkatkan literasi terus digalakkan di berbagai kabupaten/kota. Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar Lomba Bertutur untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). BPS Sulsel mencatat skor IPLM Pangkep pada 2024 mencapai 93,93 termasuk yang tertinggi secara nasional.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pangkep, Suriani A. Hamid, menyebut kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk menanamkan keterampilan berbicara sekaligus minat terhadap budaya literasi sejak dini.

“Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menanamkan keterampilan berbicara yang baik kepada anak-anak, tetapi juga memperkuat fondasi literasi sejak dini,” ujar Suriani di Kabupaten Pangkep, Kamis (22/5/2025).

Semangat serupa bergema di Kabupaten Buleleng, Bali, yang menggelar lomba bertutur dengan skor IPLM sebesar 68,46. Wakil Bupati Gede Supriatna menekankan pentingnya melatih keberanian anak-anak dalam mengekspresikan gagasan.

“Ini bukan soal siapa juara, tapi tentang membangun kepercayaan diri mereka,” katanya.

Di Kabuten Kubu Raya di Kalimantan Barat yang memiliki skor IPLM 46,01, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menyelenggarakan Lomba Bercerita. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Kubu Raya, Arianto, berharap kegiatan ini berlangsung rutin dan menjadi awal dari pembiasaan membaca dan berekspresi sejak dini.

Kabupaten Tuban di Jawa Timur pun aktif mendukung gerakan literasi dengan menggelar Bimbingan Teknis Literasi Informasi. Menurut Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tuban, Abdul Rakhmat, literasi informasi sangat penting di era digital. Skor IPLM Tuban tercatat 54,94.

“Kemampuan mengelola informasi secara etis dan efisien sangat krusial untuk pengembangan diri dan pengambilan keputusan,” ujarnya.

Sementara itu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meluncurkan Ruang Baca Digital Ramah Anak (RUBADIRA). Fasilitas ini hadir untuk meningkatkan minat baca anak usia dini, dengan koleksi buku digital dan cetak yang sesuai usia, serta aktivitas interaktif yang menyenangkan. Meski skor IPLM Gresik masih 44,46, inovasi ini diharapkan dapat menjadi titik balik.

“Melalui buku, mari kita tingkatkan kognisi warga Gresik dengan membaca dua buku setiap bulan,” ujar Plt Bupati Gresik, Asluchul Alif.

Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan mencatat skor IPLM sebesar 89,32 dan menyelenggarakan Festival Literasi bertema “Jejak Tokoh, Jejak Literasi”. Penjabat (Pj) Wali Kota Banjarbaru, Subhan Nor Yaumil, menegaskan pentingnya menciptakan ekosistem literasi yang kokoh.

“Festival ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya lebih banyak karya literasi dari masyarakat,” ucapnya.

Provinsi Riau, yang memiliki skor IPLM 69,24, menonjolkan peran Bunda Literasi sebagai penggerak utama. Bunda Literasi Riau, Henny Sasmita, menggagas gerakan literasi dari rumah ke rumah melalui kader-kader PKK di 12 kabupaten/kota. Ia menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam menumbuhkan minat baca.

“Buku adalah investasi jangka panjang. Bangsa hebat lahir dari generasi yang gemar membaca,” ujar Henny.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur menggelar Pekan Literasi, dengan kegiatan seperti pameran naskah kuno, bazar buku, dan peluncuran Galeri Majapahit. BPS mencatat, skor IPLM Jatim meningkat dari 75,18 pada 2023 menjadi 78,60 pada 2024.

Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, menyebut masih ada aspek yang perlu ditingkatkan, seperti ketercukupan koleksi dan tingkat kunjungan perpustakaan.

“Pekan Literasi ini adalah momentum strategis untuk memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat literasi nasional,” ungkapnya.

Langkah-langkah nyata dari berbagai pemerintah daerah ini patut diapresiasi karena memberi dampak langsung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menekankan bahwa literasi adalah fondasi kreativitas.

“Di setiap halaman buku terdapat daya cipta, imajinasi, dan dedikasi yang harus dihargai.”

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, meyakini bahwa literasi dan kreativitas adalah pilar penting dalam membangun masa depan Indonesia.

“Peringatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi dan kreativitas dalam membangun bangsa,” kata Hafidz.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:57 WIB
Ibu adalah Sekolah Pertama bagi Anak
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 11:58 WIB
Setor Madu Jadi Strategi Pemkab Lumajang Perkuat Pelayanan Publik
  • Oleh Eko Budiono
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 21:46 WIB
Mendagri Ingatkan Pemda Serius Tingkatkan Kualitas Produk Hukum Daerah
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 18:19 WIB
Media Sosial Adalah Ruang Belajar Tanpa Batas
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 26 Agustus 2025 | 15:03 WIB
Otonomi Daerah Belum Maksimal karena Lemahnya Fiskal
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:18 WIB
Sebanyak 3.750 Warga Jadi Penerima Manfaat, Pemkab Lumajang Resmikan Program SPPG
-->